yandex
Sabtu, 4 Januari 2025

Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial 2022, Cara Untuk Mendorong Masyarakat Lawan Rasisme

JAKARTA, HOLOPIS.COM – Setiap tanggal 21 Maret, diperingati sebagai Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial untuk mengakui bahwa telah terjadi ketidakadilan dan prasangka akibat diskriminasi rasial yang masih sering terjadi di banyak wilayah dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahun ini, peringatan Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial Sedunia mengangkat tema ‘Suara untuk Aksi Melawan Rasisme.’

Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), salah satu pemilihan tema ini adalah untuk menegaskan kembali pentingnya penghormatan penuh terhadap hak-hak dan kebebasan berekspresi.

Tema ini juga untuk mengakui kontribusi individu serta organisasi yang menentang diskriminasi rasial termasuk tantangan yang harus mereka hadapi.

Sejarah Singkat Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial 2022

Dimulai dari tragedi berdarah yang terjadi pada 21 Maret 1960, Polisi Afrika Selatan menembaki peserta aksi damai. Demo tersebut dilakukan untuk menentang hukum apartheid di Afrika Selatan.

Ilustrasi rasisme
Ilustrasi rasisme

Apartheid, adalah jenis politik yang menggunakan sistem pemisahan dan pembedaan ras, agama, kepercayaan, dan pemisahan kelas sosial dimana kelompok mayoritas akan mendominasi kelompok minoritas.

Sebanyak 69 orang meninggal dunia akibat insiden itu dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Lalu, 6 tahun sejak tragedi pembunuhan masal tersebut, pada tahun 1966, negara-negara yang menjadi anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Banga (MU PBB) mengesahkan sebuah resolusi tentang diskriminasi rasial.

Resolusi tersebut secara resmi menetapkan peristiwa berdarah itu diperingati sebagai Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial Sedunia, pada tanggal 21 Maret.

Setelah itu di tahun 1979, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan pengumuman resmi yang meminta seluruh negara untuk memperingati Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial Sedunia.

Perjuangan melawan diskriminasi rasial telah menjadi elemen sentral dari pekerjaan UNESCO untuk membangun perdamaian di antara pria dan wanita, melalui pendidikan toleransi, penolakan stereotip rasis yang mungkin bertahan dalam budaya atau media.

Namun, Direktur Jenderal Unesco mengatakan, diskriminasi rasial hingga saat ini masih belum bisa benar-benar dianggap sebagai sejarah kelam belaka, karena disriminasi rasial masih terus dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari.

Melansir PBB, pesan ini dapat menjadi alat dan cara kuat dalam mendorong masyarakat agar dapat melawan rasisme.

Masyarakat juga diharapkan dapat semakin paham dengan pentingnya penghapusan diskriminasi rasial.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral