JAKARTA, HOLOPIS.COM – Anak eks presiden Amerika Serikat Donald Trump, Eric Trump, mengungkapkan penyebab Presiden Rusia, Vladimir Putin, enggan melakukan invasi ke Ukraina saat sang ayah menjadi presiden Amerika Serikat.
“Putin merupakan mantan Intelijen Uni Soviet (KGB). Dia bisa membaca pikiran orang dan dia tahu Donald Trump adalah orang yang sangat kuat,” kata Eric kepada Fox yang dikutip CNN, (16/3).
Komentar Eric disebut merupakan gema dari apa yang pernah diutarakan eks presiden AS, George W Bush, soal Putin.
“Saya menatap mata pria itu. Saya mendapati dia sangat lugas dan bisa dipercaya,” kata Bush usai pertemuan puncak di Slovenia pada Juni 2011 lalu.
Ia lalu mengatakan, “Kami melakukan dialog yang sangat bagus. Saya merasa sense dari jiwa dia; seorang laki-laki yang sangat berkomitmen untuk negara dan kepentingan terbaik negaranya.”
Komentar tersebut mendapat banyak cemoohan. Pernyataan Eric yang mengatakan Putin membuat penilaian psikologis soal ayahnya juga akan menjadi bahan olok-olok.
Sementara itu, mantan penasihat keamanan nasional Donald Trump, John Bolton, mengatakan Putin mungkin menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Ukraina. Sebab, dia kira Trump akan menarik AS keluar dari NATO jika terpilih kembali.
Hubungan AS dan Rusia menghangat saat Washington dipimpin Trump. Namun, hubungan AS dengan Ukraina justru memburuk.
Masalah tersebut dikarenakan Rusia diduga ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada 2016 lalu, yang berhasil menjadikan Trump orang nomor satu di Negeri Paman Sam.
Dugaan itu juga diperkuat laporan penasihat khusus, Robert Muller.
“Pertama, entitas Rusia melakukan kampanye media sosial yang mendukung kandidat presiden Donald J. Trump dan meremehkan kandidat presiden Hillary Clinton,” kata Muller.
Kedua, badan intelijen Rusia melakukan operasi penyusupan komputer terhadap entitas, karyawan, dan sukarelawan yang bekerja di Kampanye Clinton lalu merilis dokumen curian.
“Investigasi juga mengidentifikasi banyak hubungan antara pemerintah Rusia dan Kampanye Trump,” sambung dia.