Holopis.com JAKARTA, HOLOPIS.COM Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa kinerja pertumbuhan penjualan eceran di periode Februari 2022 sedikit melambat. Hal tersebut berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE).

Tercatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari berada di angka 202,8 atau tumbuh 14,5% year on year (yoy), namun sedikit menurun jika dibanding pertumbuhan bulan lalu yang mencapai 15,2% yoy.

Direktur Eksekutif BI, Erwin Haryono mengatakan, bahwa perlambatan ini dipicu oleh menurunya permintaan masyarakat terhadap beberapa kelompok komoditas, khusunya kelompok suku cadang dan aksesoris, serta makanan, minuman dan tembakau.

“Hal tersebut sejalan dengan turunnya permintaan masyarakat, pasokan yang lebih terbatas dan kondisi cuaca yang kurang mendukung,” ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/2).

Padahal pada periode sebelumnya, yakni di periode Januari 2022, hasil Survei menunjukkan bahwa kinerja penjualan eceran mengalami peningkatan dengan IPR sebesar 209,6 atau tumbuh 15,2 persen.

Pada periode itu, mayoritas kelompok komoditas yang saat ini terkoreksi, seperti kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesoris, mengalami perbaikan yang cukup signifikan.

Lebih lanjut, BI juga menyampaikan bahwa responden memprediksi adanya tekanan inflasi pada April 2022 mendatang, namun akan menurun pada Juli 2022 nanti.

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada April 2022 diprakirakan mencapai 139,1 atau lebih tinggi daripada bulan sebelumnya, yakni 129,2. Hal ini didorong oleh tingginya permintaan selama bulan Ramadhan.

“Sementara, IEH Juli 2022 diperkirakan 129,8 ditunjang oleh distribusi barang yang lancar, serta pasokan barang dan jasa yang memadai,” pungkasnya.