JAKARTA, HOLOPIS.COM Negara Korea Selatan pada hari ini, Rabu (9/3), resmi menggelar pemilihan presiden yang akan mencari pengganti dari Presiden Moon Jae-in.

Presiden terpilih Korea Selatan terbaru nantinya akan menghadapi banyak tantangan isu besar di negara ginseng tersebut, seperti ketidaksetaraan di masyarakat, tingkat kelahiran yang sangat rendah, dan ancaman nuklir Korea Utara.

“Ada kecemasan yang meningkat tentang masa depan negara ini, akibat ketidaksetaraan yang semakin parah, konflik gender, dll” kata Eom Kyeong-young, seorang direktur dari Zeitgeist Institute di Seoul.

Ia menambahkan, siapa pun yang nantinya akan menjadi presiden Korea Selatan berikutnya, harus sanggup menghadapi publik yang pahit dan kecewa.

Lee Jae-myung (kiri), kandidat pemilihan presiden untuk Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan, dan Yoon Seok-youl (kanan), kandidat untuk oposisi utama Partai Kekuatan Rakyat (Foto: KIM HONG-JI/POOL/AFP VIA GETTY IMAGES)

Pertempuran Presiden Korsel tahun ini menggandeng dua kandidat, yaitu Lee Jae-myung, dari Partai Demokrat yang berkuasa, dan Yoon Suk-yeol, mantan kepala jaksa dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif.

Untuk hasil polling, jajak pendapat menunjukkan sedikit keunggulan bagi Yoon. Dalam kampanye nya, Yoon berjanji akan memerangi korupsi, membawa keadilan, dan ketegasan kepada Korea Utara.

Sementara itu, kandidat lainnya Lee, dulunya seorang gubernur provinsi Gyeonggi. Ia dikenal karena tanggapannya yang agresif terhadap virus Covid-19 dan advokasi untuk pendapatan dasar universal.

Presiden terpilih nanti akan menggantikan Presiden Moon Jae-in, dan akan dilantik pada tanggal 10 Mei mendatang.