Langkah konkret BEMNUS
Eko Pratama mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengajak beberapa lembaga untuk berkolaborasi mengatasi persoalan minyak goreng ini.
“BEMNUS cukup concern persoalan ini sejak awal tahun. Kita juga sudah coba menghubungi berbagai macam pihak untuk mengajak kolaborasi,termasuk ke PPU dan YLKI yang concern juga soal itu,” kata Eko.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyampaikan secara resmi rilis dan statemen BEM Nusantara terkait degan persoalan ini, agar pemerintah bisa meresponnya dengan baik untuk mengantisipasi kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng di pasaran.
“Kami juga sudah mengirim rilis berita kami kemana-mana termasuk ke Kemendag (Kementerian Perdagangan),” imbuhnya.
Namun untuk saat ini, Eko bersama dengan seluruh jajaran BEMNUS di seluruh Indonesia masih menunggu kerja-kerja pemerintah yang konkret untuk mengatasi persoalan kelangkaan minyak goreng ini.
“Kalau pemerintah mau melawan kartel, ayo kita sama-sama bergandengan dengan mahasiswa dan masyarakat, tapi hari ini cenderunung pemerintah bercumbu dengan kartel, jadi problemnya ada di pemerintah,” tandasnya lagi.
Hanya saja ketika sampai menjelang awal Ramadhan 2022 pemerintah tak juga kunjung mampu menyelesaikan persoalan ini, maka pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara.
“Katanya kan pemerintah lagi kerja, kita tunggu lah sembari kita tetap pantau pasar gimana, ritail modern gimana,” ucapnya. “Rencananya kita masih pantau sampai menjelang bulan puasa ini, kalau nanti belum stabil awal April, seminggu sebelum puasa kita akan demo lagi di depan Istana. Karena begini, ini problem kebutuhan pokok yang berulang-berulang terjadi, seperti gak ada solusi lain selain operasi pasar, operasi pasar lagi, dana lagi, harusnya subsidi ini bisa untuk kebutuhan lain,” tambahnya.