JAKARTA, HOLOPIS.COM – Harga nikel di pasar Internasional mengalami kenaikan yang tak masuk akal. Pasalnya, dalam kurun waktu dua hari saja, kenaikan harga nikel lebih dari dua kali lipat dari puncaknya pada tahun 2007, atau tepatnya 250 persen.
Melansir dari channelnewsasia.com, harga nikel di pasar spot pada hari ini, Selasa (8/3), tercatat di level US$101.365 per ton. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap produksi Rusia yang terganggu di tengah konfliknya dengan Ukraina.
Meroketnya harga nikel yang menjadi bahan baku pembuatan stainless stel dan baterai untuk kendaraan listrik itu, membuat pemerintah Inggris menutup sementara bursa perdagangan metal atau London Metal Exchange (LME), pada pertengahan perdagangan tadi.
“LME telah mengambil keputusan ini dengan alasan pasar yang teratur. Perdagangan akan dinonaktifkan di LMEselect, dan perdagangan nikel tidak akan diizinkan di Ring” kata bursa LME dalam sebuah pernyataan
Konflik Rusia dan Ukraina yang diperparah dengan sejumlah sanksi ekonomi ke Rusia membawa pengaruh besar terhadap perekonomian global. Tercatat harga minyak, gas, aluminium, hingga gandum melonjak, sementara ekuitas juga telah mengalami koreksi sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Analis OFI Asset Management, Benjamin Louvet mengatakan bahwa kenaikan harga tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat Rusia merupakan produsen nikel terbesar ketiga di dunia.
“Untuk saat ini, produsen utama logam di negara ini telah terhindar dari sanksi, tetapi banyak perusahaan di sektor ini dipimpin oleh oligarki yang dekat dengan Vladimir Putin,” kata Louvet.
“Dampak sanksi tersebut bisa signifikan, karena 37 persen ekspor Rusia ke Belanda dan 16 persen ke Jerman,” katanya.