Orang-orang yang terlibat dalam pendiriannya, selain Brigjen TNI Soeharto, adalah :
• Kolonel Achmad Wiranatakusumah yang belakangan jadi kepala staf,
• Letnan Kolonel Slamet Sudibyo dan Kapten Suryo Jatmiko yang ditugasi menyusun Orgas Personel,
• Letnan Kolonel Muwardi yang ditugasi menyusun Orgas Teritorial,
• Letnan Kolonel Amir Mahmud yang ditugasi menyusun Orgas Latihan dan Operasi,
• Letnan Kolonel Soegoro yang ditugasi menyusun Orgas Logistik,
• Mayor Joko Basuki yang ditugasi menyusun Orgas Intelijen.
Sekarang ini Kostrad memiliki kekuatan pasukan sekitar 35 ribu sampai 40 ribu tentara dengan tiga divisi infanteri yaitu Divisi I yang bermarkas di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Divisi II yang bermarkas di Singosari, Malang, Jawa Timur, dan Divisi III yang bermarkas di Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. Setiap divisi memiliki brigade lintas udara dan brigade infanteri.
Selama masa Orde Baru, Kostrad tidak pernah absen dari berbagai operasi militer di Indonesia dan juga internasional, seperti :
• Penumpasan Gerakan 30 September,
• Operasi Trisula, PGRS (Sarawak People’s Guerrilla Force) di Sarawak,
• PARAKU (North Kalimantan People’s Force) di Kalimantan Utara
• Operasi Seroja di Timor Timur.
• Pasukan Garuda di Mesir (1973-1978) dan Vietnam (1973-1975)
• Operasi gabungan sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam perang Iran-Irak antara 1989 dan 1990.