JAKARTA, HOLOPIS.COM – Seorang Komandan Divisi Lintas Udara Rusia, Mayor Jenderal Andrey Aleksandrovich Sukhovetsky dikabarkan tewas dalam pertempuran melawan Ukraina yang sudah berlangsung sejak pekan lalu. Jenderal berusia 47 tahun itu dikabarkan tewas di tangan penembak jitu (sniper) Ukraina.
Kendati demikian, Media Pravda tak menjelaskan secara rinci terkait kematian Jenderal yang pernah bertugas di Suriah tersebut.
Media yang didukung Kremlin itu hanya mengatakan dia terbunuh “selama operasi khusus di Ukraina.” tulis Media Pravda dalam pemberitaannya.
Sementara itu, kantor berita milik negara Rusia, TASS hingga kini belum mengonfirmasi terkait kabar tersebut. Mereka hanya mengatakan bahwa Jenderal Sukhovetsky merupakan wakil Komandan dari Tentara Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat yang ditunjuk oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.
Namun, salah satu anggota kelompok perwira militer Rusia, Sergey Chipilev mengunggah kabar kematian Jenderal Sukhovetsky di akun media media sosial pribadinya.
“Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami menerima berita tragis tentang kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrey Aleksandrovich Sukhovetsky, di Ukraina selama operasi khusus,” tulis Chipilyov.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarganya.” sambungnya.
Di sisi lain, mantan Menteri Infrastruktur Ukraina, Volodymyr Omelyan yang telah bergabung dengan milisi di Kyiv mengatakan bahwa pihaknya telah membunuh Sukhovetsky saat memukul mundur Rusia.
“Faktanya adalah, kami membunuhnya,” ungkapnya.
Sekedar informasi, Sukhovetsky merupakan Divisi Serangan Lintas Udara ke-7 di Novorossiysk. Ia sudah bertugas selama tiga tahun dan memegang kendali dalam pertempuran Chechnya, Abkhazia, dan di Suriah.
Saat tugasnya di Suriah, Sukhovetsky dianugerahi dua penghargaan oleh Kremlin atas keberaniaannya saat itu. Dua penghargaan tersebut yakni Order of Military Merit dan Medal of Courage.
Hingga kini, Kremlin telah mengakui bahwa 498 tentara Rusia tewas dan 1.600 terluka selama invasi. Namun, angkatan bersenjata Ukraina mengklaim telah menewaskan 9.000 tentara Rusia selama konflik bersenjata.