JAKARTA, HOLOPIS.COM – Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina berimbas ke berbagai sektor, termasuk harga komoditas pangan di pasar global.
Sebelumnya, harga energi dan minyak dunia mengalami kenaikan selama beberapa waktu terakhir. Bahkan pada pekan lalu, harga minyak dunia sempat melanpaui harga tertinggi, yakni di atas USD100 per barel.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga diprediksi akan berimbas pada komoditas pangan dan produk untuk pertanian.
Hal ini lantaran Rusia merupakan salah satu negara penghasil gandum dan pupuk. Pada saat ini, kedua produk tersebut mulai menunjukkan kenaikan harga.
“Harapan bahwa harga pangan stabil karena pasokan meningkat tampaknya tidak terjadi. Harga pangan akan naik sampai eskalasi konflik berakhir,” ujar Bhima, dikutip Senin (28/2).
Tak hanya dari sisi harga, operasi militer Rusia terhadap Ukraina juga diprediksi menghambat rantai pasok komoditas.
Bhima melihat adanya kemungkinan pengiriman barang impor dari Rusia lebih dulu melalui negara lain akibat adanya sanksi embargo ekonomi.
“Ini membuat Indonesia kalau membeli barang-barang impor akan diputar ke negara lainnya. Misalnya dari rusia ke Cina, baru ke Indonesia,” tutup Bhima.