JAKARTA, HOLOPIS.COM – Koordinator Satgas Pemburu Koruptor Formula E, Ali Ibrahim mempertanyakan standing position para aktivis lingkungan hidup yang mengaku concern terhadap kelestarian lingkungan.
Betapa tidak, saat ini baik Greenpeace dan kawan-kawannya belum ada yang berkomentar kritis terkait dengan proyek Formula E yang akan menggunakan bambu, serta penebangan pepohonan di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
“Ini mana WALHI, Greenpeace dan ICW. Ngumpet kemana mereka, kok nggak nyaring, kenapa mingkem soal Formula E,” kata Ali saat ditemui di tengah-tengah aksinya di depan gedung merah putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, Jumat (25/2).
Mereka menyatakan kekecewaan kepada KPK yang tak kunjung menuntaskan kasus dugaan tindak pidana korupsi di proyek penyelenggaraan balapan mobil listrik kebanggaan Anies Baswedan itu.
“Kami minta KPK jangan diam, dan membisu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ali menyatakan bahwa progres penuntasan kasus dugaan tindak pidana korupsi tersebut bisa menjadi barometer apakah benar KPK masih memiliki taji atau tidak.
“Sekarang malah sirkuitnya gunakan bambu dan kayu yang menyalahi konsep Formula E yang digadang-gadang green race. Sesumbar Gubernur dan panitia nanti bukan green race, tapi nyatanya korbankan daerah yang sudah hijau,” tandasnya.
Dalam aksi yang ia gelar, beberapa demonstran melakukan teatrikal dengan menaiki mobil-mobilan mainan sebagai bentuk simbol desakan penuntasan kasus tersebut.
Bambu jadi salah satu material di proyek sirkuit Formula E
Perlu diketahui, bahwa pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara (Jakut), turut menggunakan bambu.
Bambu tersebut dijadikan salah satu lapisan pada sirkuit.
Penanggung jawab Proyek Sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo, mengatakan penggunaan bambu sudah diperhitungkan.
“Bambu ini untuk semacam rakitnya,” kata Ari di lokasi pembangunan sirkuit Formula E, Rabu (23/2).