SULTENG, HOLOPIS.COM Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya menjadi tempat curhat dari Wakil Presiden RI ke-10 Jusuf Kalla mengenai kinerja birokrasi dari PT PLN Persero.

Hal tersebut diutarakan Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy 515 megawatt di Kabupaten Poso dan PLTA Malea Energy 90 megawatt di Kabupaten Tana Toraja.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengingatkan jajaran terkait terutama PLN untuk membenahi sistem birokrasi yang ada sehingga dapat mendukung pengembangan EBT di tanah air.

“Saya tekankan pada pagi hari ini adalah agar birokrasi, utamanya di PLN itu betul-betul, Pak Dirut, diperhatikan. Jangan sampai ada keluhan lagi seperti tadi juga disampaikan oleh Bapak Jusuf Kalla, negosiasi perizinan itu sampai lebih dari lima tahun. Itu baru ngurus izinnya, belum nanti mendapatkan pendanaan dari konsorsium perbankan, bukan sesuatu yang gampang,” kata Jokowi, Jumat (25/2).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berangan-angan pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT di tanah air dapat terus dilakukan sehingga kebutuhan energi hijau dapat dipenuhi.

“Semoga nanti yang berikutnya bisa dilancarkan semuanya, sehingga target kita dalam rangka energi hijau dan EBT ini benar-benar bisa kita lakukan. Karena memang permintaan dari industri untuk mendapatkan energi hijau ini sekarang sangat-sangat tinggi sekali kepada negara kita,” harapnya.

Jokowi kemudian menyampaikan, pembangunan pembangkit listrik ini akan mendukung proses transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT).

Pasalnya, saat ini semua negara didorong untuk bergeser dari pemakaian energi fosil utamanya batu bara menuju ke energi hijau. Indonesia sendiri, memiliki potensi energi yang mencapai 418 gigawatt, baik berupa hydropower, geotermal, tenaga surya, angin, tidal, hingga panas permukaan air laut.