Kemudian, ia juga menegaskan, bahwa organisasi Muhammadiyah tentu juga terus menjalin komunikasi dengan berbagai tokoh umat beragama lainnya di Kukar, sehingga mampu mewujudkan semangat toleransi yang tinggi di Kukar ini.
“Pada tahun 2019, di Kecamatan Tabang yang penduduknya mayoritas non Islam, diselenggarakan acara MTQ ke 41 Kabupaten Kukar, kegiatan bisa berjalan dengan aman dan tertib. Masyarakat yang Kristen ikut berperan serta dan membantu menyediakan rumah-rumah mereka untuk tempat tinggal peserta MTQ,” kisahnya.
Menurut Supriyanto, kisah fakta ini menunjukkan betapa tolerannya masyarakat Kutai Kartanegara terhadap berbagai perbedaan keyakinan yang ada. Mereka tetap bisa saling bahu membahu dan menghormati satu dengan yang lainnya.
Pro kontra soal IKN wajar
Secara pribadi, ia pun mengakui bahwa memang ada pro dan kontra terkait dengan rencana pemerintah membangun IKN. Menurutnya wajar, apalagi mayoritas yang melakukan kontra narasi adalah mereka yang berada di luar Kalimantan.
Supriyanto menyarankan agar kepada orang-orang yang kontra tersebut tidak perlu direspon berlebihan, karena menurutnya, hal itu sangat wajar di negara demokrasi seperti Indonesia.
“Sebaiknya tidak usah ditanggapi secara berlebihan, sebab Indonesia negara demokratis. Saat ini, yang utama organisasi Muhammadiyah menyiapkan SDM yang mumpuni sehingga bisa berperan serta dalam pembangunan IKN,” pungkasnya.