JAKARTA, HOLOPIS.COM – Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia, Djoni Liano, mengatakan asal muasal kenaikan harga daging sapi di pasaran.
Fenomena tersebut menurutnya, sudah terjadi sejak awal tahun ini, sama seperti halnya dialami kedelai.
“Saya melihatnya mulai dari Januari 2022, udah mulai ada penyesuaian-penyesuaian. Kalau kita lihat data dari Kemendag, kalau enggak salah DKI harganya sekarang Rp 134 ribu (harga rata-rata untuk daging sapi has dalam),” terangnya, Kamis (24/2).
Djoni menegaskan gejolak harga daging sapi tentunya tidak bisa terlepas dari situasi ekonomi secara global. Terlebih saat ini pasar di Tanah Air juga masih banyak bergantung pada suplai daging sapi impor.
“Khusus yang impor, daging sapi impor, daging sapi beku impor, itu kan sangat dipengaruhi dari harga internasional dan kurs rupiah. Dua faktor itu tidak bisa kita kendalikan, apalagi harga internasional,” ujarnya.
“Kalau kita banding harga dari tahun lalu dengan sekarang, itu hampir 60 persen kenaikannya. Dari USD 2,8 menjadi USD 4,2 per kg berat hidup,” kata dia.
“Jadi sapi yang masuk pada Januari dan Februari, itu harganya udah di atas USD 4,2 per kg berat hidup. Jadi harga yang kita terima sekarang kan sudah ada kenaikan, sehingga kita sebagai pebisnis tentu menyesuaikan, enggak mungkin kita jual rugi,” jelasnya.