JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengklaim target Indonesia Emas pada 2024 tidak hanya akan menjadi jargon atau mimpi semata.
Optimis itu menurut Tito dikarenakan Indonesia memiliki tiga prasyarat untuk mencapainya, yaitu memiliki jumlah angkatan kerja yang banyak, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, dan wilayah yang luas.
“Indonesia Emas itu (adalah) negara dominan (dan) itu benar akan terjadi. Berbagai survei internasional (mengatakan), semua memiliki prejectory prediksi yang sama yaitu Indonesia akan menjadi kekuatan dominan keempat di dunia di tahun 2045,” kata Tito, Rabu (23/2).
Tito kemudian bercerita mengenai kondisi dunia yang ‘anarki’, dalam artian terjadinya ketidakaturan karena tidak adanya satu kekuatan yang mengatur (one single compiling power), maka terjadi pertarungan untuk saling mendominasi. Bagi negara-negara yang mendominasi akan menentukan agenda politik, ekonomi, keamanan, hingga budaya dan identitas sebagai bangsa.
“Cara mendominasi dalam dunia anarki tetap jalan, saling mendominasi tetap jalan, tapi instrumen yang digunakan berubah. Dari instrumen militer menjadi non militer, yaitu ekonomi nomor satu, perdagangan, cyber, media, bahkan senjata biologis, instrumen budaya,” bebernya.
Instrumen ekonomi, menurut Tito, akan menjadi penentu karen negara yang memiliki ekonomi kuat akan menjadi negara dominan. Berbicara ekonomi maka yang terpenting berkaitan dengan kemampuan produksi. Negara yang memiliki kemampuan produksi paling masif akan menguasai, dan Indonesia memiliki kemampuan tersebut dengan didukung angkatan kerja, SDA, dan luas wilayah yang dimilikinya.
“Indonesia memiliki persyaratan itu dan tidak banyak dari 200 lebih negara di dunia ini dan teritorial, hanya negara (nomor) satu Cina, India, Amerika, Indonesia, Rusia, Meksiko, Brazil,” klaimnya.
Tito juga menyampaikan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci. Di tangan orang-orang terdidik dan terlatih maka SDA di Indonesia dengan kondisi geografi yang luar biasa akan memberikan nilai tambah.
“It’s not a dream, itu adalah modal kapital kita yang luar biasa. Kalau berbicara Sumber Daya Manusia maka harus ada agent of change. Siapa agent of change-nya? ASN, yang jumlahnya 4 juta orang, inilah orang-orang yang mengawal negara,” tegasnya.
Dengan dasar tersebut, Tito kemudian meminta agar para ASN bisa mengubah pola pikir dan budaya kerja melayani publik.
“Saya ingin ada perubahan mindset dan juga budaya di lingkungan Kemendagri dan BNPP, ini kan juga arahan dari Bapak Presiden untuk melaksanakan revolusi mental,” pintanya.
Pentingnya perubahan pola pikir dan budaya kerja para ASN di lingkungan Kemendagri ini karena Kemendagri memiliki tugas mengurusi 548 pemerintah daerah.
“Kalau masih mempertahankan kultur-kultur buruk yang lama, setor menyetor, pungli dan segala macam nanti akan tergilas, tergilas, harus cepat berubah, beradaptasi pada lingkungan baru, justru memanfaatkan teknologi itu untuk membuat image yang baik,” pungkasnya.