JAKARTA, HOLOPIS.COM Sebagian pimpinan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris tidak menyetujui keputusan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk membebaskan pasien positif Covid-19 dari isolasi.

“Saya menghargai pemikiran mereka, namun kita tahu bahwa virus tidak bagus untuk manusia, apalagi jika diperlakukan seperti tidak bahaya. Saya dan rekan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beranggapan bahwa itu tidak bijak.” Kata Dr David Nabarro, utusan khusus Organisasi Kesehatan Dunia untuk COVID-19.

Selain itu, Asosiasi Inggris pun beranggapan bahwa keputusan kontroversial dari Boris Johnson tidak berdasarkan keilmuwan dan data.

“(Keputusan) itu tidak berdasarkan data, dan tidak berkonsultasi dengan ahli kesehatan,” kata Dr Chaand Nagpaul, ketua Asosiasi Medis Inggris.

Sekretaris Kesehatan Shadow Wes Streeting mengklaim, bahwa keputusan dari pemerintahan Inggris tersebut adalah peralihan isu dari Johnson yang saat ini tengah tersandung skandal pernah menyelenggarakan pesta di kantornya saat Inggris sedang mengalami lockdown.

Boris Johnson
Perdana Menteri Boris Johnson yang juga sempat menerima kritikan karena dianggap tak sensitif terhadap situasi dan tidak mengenakan masker di dalam rumah sakit. (Foto: Peter Summers/Reuters)

“Boris Johnson menyataka kemenangan atas perang yang belum berakhir, agar konsentrasi polisi teralihkan.” Kata Streeting.

Pemerintahan Johnson mengaku akan tetap menjalankan hal-hal yang dibutuhkan untuk menangani pandemi seperti meningkatkan kapasitas testing, atau program vaksinasi untuk merespon varian baru Covid-19.

Seperti diektahui, Boris Johnson sedang tersandung kontroversi saat terungkap ia sempat menghadiri pesta lockdown di rumah dinasnya Downing Street.

Saat itu, Inggris menjadi salah satu negara Eropa dengan kasus infeksi Covid-19 tertinggi di awal pandemi pada 2020.