JAKARTA, HOLOPIS.COM Kepolisian Kanada menggunakan semprotan merica dan granat kejut untuk melerai kelompok truk dan para pengunjuk rasa di Ottawa yang telah melakukan aksi protes selama lebih dari 3 minggu.

Aksi protes tersebut dilakukan, setelah sekumpulan supir truk menolak peraturan wajib vaksin untuk perjalanan melintasi Kanada.

“Kami menyuruh kalian untuk pergi. Kami berikan waktu untuk pergi. Kami pelan, dan perhitungan, namun kalian agresif terhadap petugas,” kata pihak kepolisian kepada para supir truk di Twitter.

Setelah membereskan sebagian blokade, dan menahan lebih dari 100 orang, pihak kepolisian kembali membubarkan 47 orang yang mayoritas berada di depan kantor parlemen dan perdana menteri.

Polisi menggunakan pengeras suara untuk memberikan peringatan kepada masa agar bubar, atau ditangkap.

Akibatnya, penyelenggara protes meminta para supir truk agar mundur karena polisi yang semakin brutal.

Petugas kepolisian juga memecahkan jendela truk untuk menangkap orang-orang yang terkunci di dalam.

Konvoi truk Kanada
Konvoi truk Kanada sebagai aksi protes peraturan Covid-19 (Foto: The Star)

Melansir Aljazeera (19/2), jumlah pengunjuk rasa pun jauh berkurang dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

Beberapa pengunjuk rasa yang telah ditangkap dilaporkan mengenakan pelindung tubuh, dan mengantongi granat serta kembang api.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memberikan otoritas kepada pemerintahannya agar menghentikan aksi protes.

Ia memberikan wewenang kepada bank, dan lembaga keuangan untuk membekukan sementara rekening orang-orang yang dicurigai mendukung blokade, tanpa adanya perintah pengadilan.

Penyedia jasa keuangan pun telah menggunakan wewenang tersebut dan membekukan setidaknya 76 akun dengan total uang seberae 3.2 juta dolar Kanada (sekitar 36 miliar rupiah).

Tak hanya sampai disitu, pemerintah federal mengatakan akan memberikan dana sebesar 20 juta dolar Kanada (sekitar 225 milir rupiah) untuk bisnis-bisnis di Ottawa yang mengalami kerugian akibat blokade yang berlarut-larut.