JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pemerintah Taiwan melalui Kementerian Luar Negerinya menganggap bahwa Olimpiade Beijing 2022 yang tengah berlangsung ini merupakan alat propaganda politik China terhadap kedaulatan wilayahnya.

Seperti yang dikutip dari Reuters pada Sabtu (19/2), pemerintah Taiwan tersebut turut menegur China karena menggunakan turnamen sebesar Olimpiade untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas Taiwan.

Dapat diketahui bahwa sebelumnya Juru Bicara Olimpiade Beijing, Yan Jiarong mengatakan ‘hanya ada satu China’ dengan mengacu sikap lama negara tersebut, di mana Taiwan adalah milik China.

Menanggapi hal itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan turut menyoroti dan mengatakan bahwa Olimpiade digunakan untuk propaganda politik.

“Secara terbuka menggunakan tempat Olimpiade untuk melakukan propaganda politik yang tidak pantas,” Ujar Kemenlu Taiwan.

Hal tersebut juga dianggap bertentangan dengan Piagam Olimpiade yang mengedepankan semangat damai.

Lanjut keterangannya, Kemenlu Taiwan juga mengatakan bahwa Taiwan tetap lah Taiwan, hanya pemerintahnya yang dipilih secara demokratis yang dapat mewakili rakyatnya di dunia serta dapat mengambil bagian dalam gelaran Olimpiade dengan caranya sendiri, bukan sebagai bagian dari negara lain.

“Pejabat China itu telah membayangi semangat damai yang diwujudkan oleh CIncin Olimpiade,” tambahnya.

Terkait hal ini, Thomas Bach selaku Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) turut angkat bicara dan menyatakan bahwa pihaknya memiliki komitmen yang tegas untuk bersikap netral secara politik.

“Menyatakan kembali komitmen tegas mereka untuk tetap netral secara politik seperti yang dipersyaratkan oleh Piagam Olimpiade,” ujar Thomas Bach.

Ada pun tanggapan balasannya dari penyelenggara China melalui email mengatakan bahwa Beijing 2022 telah mematuhi peraturan yang tercantum dalam piagam Olimpiade.

“Beijing 2022 mematuhi ketentuan Kontrak Kota Tuan Rumah dan Piagam Olimpiade dan menentang politisasi olahraga,” isi tanggapannya.