JAKARTA, HOLOPIS.COM Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menekan, bahwa potensi untuk meninggal dunia karena terpapar virus Covid-19 sangat tinggi.

Hal ini akan terjadi kepada orang-orang yang memiliki kriteria rentan. Mulai karena sebab usia lanjut atau lansia, memiliki riwayat penyakit aktif yang berbahaya hingga karena belum mendapatkan vaksinasi.

“Peluang Kematian yang tertinggi pada masa pandemi adalah penduduk yang belum divaksinasi, lansia, dan ada komorbiditas,” kata Pandu, Jumat (18/2).

Pun demikian, potensi untuk tutup usia karena covid-19 masih bisa diminimalisir dengan vaksinasi lengkap.

Oleh karena itu, ia pun menyerukan agar masyarakat mau melakukan vaksinasi demi meminimalisir dampak buruk akibat terinfeksi virus korona.

“Peluang kematian tersebut bisa ditekan bila segera divaksinasi lengkap,” tuturnya.

Vaksinasi lengkap ini terus digencarkan oleh pemerintah. Tercatat data per hari Jumat 18 Februari 2022, dosis pertama sudah mencapai 189.307.384. Kemudian untuk vaksinasi dosis kedua sebanyak 139.140.467, dan dosis booster atau dosis ketiga sudah mencapai 8.011.770 orang.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mencatat, bahwa sudah ada 1.090 pasien meninggal di masa varian Omicron mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia. Dari 1.090 pasien yang meninggal diketahui 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap.

“Dari data 1.090 pasien yang meninggal hingga minggu (13/2), 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap, 76% usianya lebih dari 45 tahun, 49% masuk golongan lanjut usia, dan 48% memiliki komorbid,” kata Nadia.

Untuk itu, ia pun menyerukan kepada masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19. Imbauannya ini pun disampaikan kepada para orang tua murid agar mau memvaksinasi anak-anaknya agar tidak mengalami gejala buruk jika sampai terpapar virus Covid-19.

“Kembali kami mengimbau masyarakat, termasuk anak-anak dan kelompok lanjut usia, untuk segera melengkapi vaksinasi karena vaksinasi telah terbukti mampu melindungi kita dari risiko gejala berat hingga kematian akibat terpapar COVID-19,” tegasnya.

“Tidak ada lagi alasan kita untuk tidak mau divaksinasi melihat data-data yang ada,” pungkas Nadia.