JAKARTA, HOLOPIS.COM Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, bahwa melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia dipicu oleh varian Omicron. Tercatat, sebanyak 98% dari kasus Covid-19 di Indonesia didominasi oleh varian Omicron.

“Kita melihat kasus omicron secara nasional dilaporkan ada 98% dan lainnya itu adalah 2%,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/2).

Ia mengatakan, tingkat penularan varian Omicron lebih tinggi 4-5 kali lipat dari varian lainnya. Hal inilah yang memicu tingginya penambahan kasus di Indonesia.

Kendati demikian, rerata pasien Omicron yang sudah divaksinasi hanya bergejala ringan atau bahkan tidak bergejala.

“Dalam data yang kami kumpulkan bahwa orang yang telah divaksinasi pun dapat terinfeksi omicron atau tertular omicron, tapi akan memiliki gejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali,” imbuhnya.

Untuk itu, Mantan Jubir Kemenkes itu menegaskan bahwa vaksinasi terbukti ampuh mengurangi tingkat keparahan penyakit akibat Omicron. Namun, ia mengingatkan agar vaksinasi juga harus dikombinasikan dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Adapun secara proporsi jika kita bandingkan antara periode delta, jumlah kasus kematian pada periode omicron 90% lebih rendah. Namun, Nadia menegaskan, tentunya harus dipahami bahwa satu nyawa adalah sangat berharga. Maka seluruh pihak diminta untuk menekan jumlah kematian baru.

Seluruh provinsi kini sedang mengalami peningkatan kasus aktif. Seperti yang terlihat di Jakarta, Bali dan Banten. Ketiga wilayah ini termasuk di dalam level 4, yang artinya memiliki lebih dari 150 kasus per 100.000 penduduk per minggu.

“Kasus baru sudah melebihi dari periode pada saat delta, kemungkinan masih terbuka untuk semua wilayah mengalami peningkatan kasus di beberapa hari kedepan. Dan ini tergantung pada upaya kita untuk menekan tingkat penularan dengan terus menerapkan protokol kesehatan, pelacakan kontak serta vaksinasi,” imbuh Nadia.