Orang era post truth saat ini, sambung Stanislaus, menyukai apa yang dianggap mereka benar. Dan perkembangaan teknologi saat ini terlalu ekstrim, tanpa diimbangi etika. Sosial media harus diimbangi etika komunikasi publik. Kalau memang dia privat ya silakan. Kalau dibuka, dan ada kritik harus diterima. Tapi orang saat ini, mereka membuka, tapi saat ada masalah justru baru bingung. Ini karena etika komunikasi kurang.

“Karena ini era sosmed, jadi orang dengan mudahnya berbuat seenaknya, misalnya akun fake. Jika perlu ada regulasi, misalnya 1 akun 1 KTP. Buzzer pun sebenarnya itu mengganggu demokrasi. Menjelekkan sesuatu dan sebagainya. Orang datang ke Indonesia ini menganggap kita ramah, tapi soal sosmed itu netizen Indonesia kejam sekali,” pungkasnya.