JAKARTA, HOLOPIS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor untuk komoditas batu bara pada Januari 2022 merosot sebesar 61,30% year on year (yoy)dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy).
Hal yang sama juga terjadi secara bulanan, di mana volume ekspor batu bara pada Januari 2022 ini turun 59,12% dibandingkan pada bulan sebelumnya atau Desember 2021 (month to month/ mtm).
“Penurunan ekspor batu bara secara volume month to month ini turun 59,12%, kemudian yoy turun 61,30%. Ini secara volume,” Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setyanto dalam keterangan pers virtual, Selasa (15/2).
Adapun dari segi nilai, volume ekspor pada Januari 2022 merosot dari yang sebelumnya US$ 22,36 miliar menjadi US$ 19,6 miliar.
Menurut Setyanto, penurunan ini disebabkan oleh faktor musiman di mana pada tahun-tahun sebelumnya, realisasi di awal tahun selalu lebih rendah. Namun demikian, pada periode ini ada faktor tambahan, yaitu penurunan ekspor batu bara.
“Ini lebih dikarenakan pola musiman, bahwa Januari dibandingkan Desember memang turun secara mtm,” jelasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sempat melarang kegiatan ekspor batu bara selama periode 1-31 Januari 2022. Kebijakan itu diambil pemerintah lantaran krisisnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri.
Kendati demikian, larangan ekspor itiu dibuka secara bertahap oleh pemerintah pada pertengahan Januari 2022 bagi perusahaan yang dinilai telah memenuhi kewajiban pemenuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri (domestic market obligation/ DMO).
Melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI), Kementerian ESDM, ekspor batu bara pada Januari 2022 baru tercatat sebesar 4,76 juta ton dari total produksi sekitar 35,33 juta ton.