JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksinasi bukan instrumen untuk mencegah seseorang dari infeksi Covid-19.
Akan tetapi, vaksin adalah media yang bisa menjadi penyebab rendahnya gejala saat terpapar virus SarCov2 tersebut.
“Vaksinasi apapun tidak mencegah penularan, tapi mencegah situasi menuju ke gejala berat kalau tertular,” kata kata Windhu beberapa waktu lalu di Ruang Tamu Holopis Channel.
Penjelasan ini kembali disampaikan Windhu untuk meluruskan asumsi beberapa kalangan tentang mengapa vaksinasi dilakukan sementara masih banyak orang berpotensi terpapar Covid-19 sekalipun sudah melakukan vaksinasi hingga dosis tiga alias booster.
“Jadi vaksin itu preventing disease bukan preventing infections,” tegasnya.
Yang benar-benar bisa mencegah penularan adalah protokol kesehatan (prokes). Maka ia pun menggencarkan agar seluruh masyarakat taat terhadap prokes Covid-19.
“Yang mencegah penularan itu prokes 3M, itu yang penting,” tuturnya.
“Ingatkan kepada masyarakat walau Anda sudah vaksin dosis 3 sekalipun kalau prokesnya jelek pasti anda tertular. Kalau anda kebetulan seorang komorbid atau lansia tentu risikonya lebih besar, apalagi belum divaksinasi,” imbuh Windhu.
Apalagi berdasarkan data yang ia terima, mayoritas masyarakat yang mengalami gejala berat saat terdampak Covid-19 adalah mereka yang memang memiliki komorbid, sekaligus belum divaksinasi.
Windhu pun mengajak agar lansia pemilik komorbid yang tidak bisa divaksinasi karena alasan medis harus benar-benar bisa dijaga, setidaknya jangan sampai berinteraksi secara langsung dengan orang-orang yang tak taat prokes apalagi abai sama sekali.
“Data di Indonesia banyak yang meninggal dunia itu mereka yang punya komorbid, dan belum divaksinasi dan lansia. Yang kita jaga harusnya golongan itu,” pungkasnya.