Kamis, 16 Januari 2025

Pemberontakan PETA Berawal dari Penderitaan Rakyat Indonesia di Bawah Kekuasaan Jepang

JAKARTA, HOLOPIS.COM Hari pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA), diperingati setiap tanggal 14 Februari. Lalu, apa yang terjadi di dalam sejarah pemberontakan PETA tersebut?

Berdasarkan data dari Wikipedia, pemberontakan PETA terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 di Kota Blitar, Jawa Timur. Peristiwa tersebut merupakan sebuah insiden pemberontakan yang dilakuan oleh sebuah batalion PETA.

PETA adalah singkatan dari Tentara Sukarela Pembela Tanah Air. Ia adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang.

Kemudian, pemberontakan tersebut dipimipin oleh Soeprijadi yang merupakan pemimpin pleton atau Shodancho terhadap pasukan Jepang.

Pemicu dari pemberontakan PETA, yakni keprihatinan Soeprijadi yang melihat kesengsaraan rakyat Indonesia yang hidup di Blitar di bawah kekuasaan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.

Penderitaan tersebut diakibatkan, penerapan kerja paksa oleh Kekaisaran Jepang yang dikenal dengan romusha, bahkan hasil pertanian juga dirampas.

Selain itu, perlakuan rasial seperti halnya kekuasaan fasisme di Eropa juga dialami oleh tentara PETA yang notabene adalah bentukan Jepang.

Melihat kondisi tersebut, Soeprijadi akhirnya melakukan konsolidasi dengan pasukannya untuk melakukan pemberontakan melawan Tentara Kekaisaran Jepang.

Dalam pemberontakan tersebut, dikabarkan sejumlah tentara Jepang terbunuh. Kemudian, pasukan PETA langsung melarikan diri dengan membawa perlengkapan dan logistik milik Jepang, seperti senjata Arisaka dan senapan mesin Type 99.

Namun, tentara Jepang berhasil mencegah pemberontakan itu menyebar ke “daidan” (batalion) lainnya. Karena, struktur komando Jepang yang tidak mebuatkan PETA memiliki komando terpusat sendiri, melainkan tetap terpusat pada komando Tentara Jepang.

Jepang pun akhirnya memutuskan, untuk mengirim tentara PETA yang masih setia pada Jepang untuk memburu Soeprijadi dan pengikutnya. Sebanyak 68 orang anggota PETA yang memberontak berhasil ditangkap dan 8 orang dihukum mati, 2 orang dibebaskan sementara Soeprijadi sendiri tidak ditemukan sampai hari ini.

Banyak spekulasi beredar tentang keberadaan Soeprijadi, ada yang mengatakan ia ditangkap dan dibunuh di tempat, melarikan diri ke Trenggalek, kota kelahirannya yang letaknya cukup dekat dengan Blitar dan kondisi geografisnya yang memungkinkan Soeprijadi untuk mengasingkan diri dan bersembunyi, atau sebenarnya Soeprijadi telah tewas dalam pertempuran 14 Februari 1945 itu, sampai sekarang tidak ada yang tahu.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral