JABAR, HOLOPIS.COM Kementerian Agama (Kemenag) kembali menekankan pentingnya moderasi beragama di saat seperti ini demi menjaga toleransi beragama.

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan Moderasi Beragama memastikan sesama umat beragama bisa membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan.

“Moderasi Beragama memastikan kita bisa membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan dengan orang lain. Bahwa kita meyakini agama kita yang benar dan memberikan hak keyakinan kepada mereka yang berbeda agama,” kata Zainut, Minggu (13/2).

Zainut menegaskan, moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama yang sudah dicanangkan Menag Yaqut Cholil Qoumas dan wajib dikuti oleh segenap ASN Kemenag.

“Ini menjadi persoalan penting yang harus dipahami bersama. Sebab masih banyak yang belum memahami moderasi beragama. Yang dimoderatkan itu bukan agamanya, melainkan cara beragama dan memahami agama itu sendiri,” bebernya.

Dengan adanya moderasi beragama, tidak akan ada lagi manusia merasa paling benar dan menjadi panitia surga yang bisa menentukan benar salah seseorang.

“Perbedaan adalah sunatullah dan pemberian Tuhan. Jangan kita seolah-olah menjadi panitia surga dengan menyalahkan orang yang berbeda keyakinan. Apalagi sampai menyematkan lebel kafir kepada mereka yang tidak seiman atau berbeda keyakinan,” tukasnya.

Zainut kemudian menceritakan saat menjabat Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ia pernah didatangi sejumlah ulama asal Afganistan.

Saat itu, kata Wamenag, para ulama Afganistan merasa kagum akan toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Kunjungan para ulama Afganistan itu ternyata untuk belajar bagaimana Islam Wasathiyah bisa tumbuh dan berkembang di tengah ragam budaya, bahasa dan agama di Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Indonesia bukankah negara agama dan bukan negara sukuler. Namun tanpa Moderasi Beragama Indonesia akan tercerai berai.

“Mari kita tebarkan narasi-narasi yang menyejukan, narasi toleransi, kerukunan, narasi kebangasaan dan persatuan untuk Indonesia maju,” pungkasnya.