JAKARTA, HOLOPIS.COM – Protokol kesehatan Covid-19 menjadi salah satu kebiasaan yang harus diterapkan sepanjang pandemi berlangsung. Karena salah satu instrumen untuk menekan angka penularan adalah protokol kesehatan, dan salah satu di dalamnya adalah patuh menggunakan masker yang baik dan benar.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) dr Pandu Riono. Ia terus melalukan edukasi kepada masyarakat agar bisa patuh menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Terlebih lagi, saat ini virus Covid-19 varian Omicron tengah menghantui banyak negara di dunia. Dan para ilmuan menyebut, bahwa varian Covid dengan kode B.1.1.529 tersebut lebih cepat penularannya dibanding varian Covid-19 lainnya, seperti Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) maupun Delta (B.1.617.2).
“Omikron mudah menular, banyak orang yang terkena, yang utama terjadi pada klaster keluarga dan kumpul-kumpul,” kata Pandu, Kamis (10/2).
Ada beberapa upaya agar bisa terhindar dari penularan, walaupun memang tidak 100 persen menjamin tidak tertular, setidaknya prokes bisa lebih banyak menghindarkan diri dari risiko penularan. Salah satunya adalah memakai masker.
Pandu Riono selalu mengilustrasikan bahwa penggunaan masker dan berbagai instrumen protokol kesehatan lainnya dengan standar yang benar seperti layaknya lapisan keju. Semuanya adalah dalam rangka mengurangi risiko berat akibat infeksi Covid-19.
Ada tanggung jawab kita sebagai individu, dan ada tanggung jawab bersama agar kita semua selamat. pic.twitter.com/o6dUfD0ZhN
— Juru Wabah ???????? (@drpriono1) February 6, 2022
Bahkan penggunaan masker juga mencegah dari potensi penularan Covid-19 melalui media droplet atau muncratan air liur inang Covid-19 yang keluar saat batuk, bersin maupun berucap.
“Cara pencegahannya mudah, pakai masker dengan benar dan konsisten,” tegasnya.
Sekedar diketahui, bahwa saat ini memang pandemi masih terkendali. Hanya saja, data penularan dengan status terkonfirmasi positif harian di Indonesia juga tidak boleh diabaikan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setidaknya pada hari Rabu 9 Februari 2022 pukul 18.00 WIB, hasil rekapitulasi data menunjukkan angka penularan bertambah 46.843 kasus, sehingga total terkonfirmasi positif menjadi 4.626.936.
Sementara itu, orang-orang yang tercatat mendapatkan perawatan medis akibat terinfeksi Covid-19 bertambah 32.762. Sehingga total pasien aktif dirawat sebanyak 265.824 orang.
Kemudian kasus sembuh bertambah 14.016 kasus, sehingga total pasien yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 4.216.328 orang. Dan untuk kasus meninggal dunia bertambah 65 orang, sehingga totalnya menjadi 144.784 kasus meninggal dunia.
Hari ini (9/2) angka kasus harian tembus 46.843 penambahan kasus!
Dan berikut data pencapaian Vaksinasi Covid-19 Indonesia data pertanggal 9 Februari 2022, pukul 18.00 WIB.@kemenkes_ri
Cek selengkapnya di https://t.co/uZI0YzjYky pic.twitter.com/PE0Qy4SMtc
— holopiscom (@holopiscom) February 9, 2022
Standar masker
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memberikan rekomendasi penggunaan masker yang baik untuk kebutuhan pencegahan penularan Covid-19.
Berikut ini adalah penjelasan WHO mengenai jenis – jenis masker yang efektif untuk mencegah penyebaran virus.
1) Masker Kain
Menurut WHO, masker kain adalah masker yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang sehat dan tidak bergejala, masker kain menjadi pilihan terakhir jika masker N95 dan masker medis sudah tidak tersedia di pasaran.
WHO juga menetapkan standar masker kain yang perlu memiliki 3 lapisan yaitu lapisan berbahan poliester yang tahan air (bagian depan), Lapisan polipropelina yang berfungsi sebagai penyaring (bagian tengah) dan bahan penyerap air seperti kapas (bagian belakang)
2) Masker Bedah 2 ply / Surgical Mask 2 ply
Masker ini hanya terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa ada lapisan tengah yang berfungsi sebagai penyaring. Maka dari itu masker ini direkomendasikan oleh WHO untuk digunakan oleh orang-orang yang sehat. Untuk mencegah penularan, direkomendasikan dalam pemakaian masker 2 ply ini harus di-double dengan masker lain baik masker kain atau masker 3 ply yang memiliki penyaring didalamnya.
3) Masker Bedah 3 ply / Surgical Mask 3 ply
Masker bedah yang terdiri dari 3 lapisan yang terdiri dari lapisan luar kedap air (bagian depan), lapisan penyaring dengan densitas tinggi (bagian tengah) dan lapisan penyerap cairan berukuran besar yang berfungsi untuk menyerap cairan yang keluar ketika batuk atau bersin (bagian dalam), ini direkomendasikan oleh WHO untuk digunakan oleh masyarakat yang memiliki gejala penyakit seperti flu, batuk atau semacamnya.
Selain itu, masker ini diwajibkan untuk digunakan oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas atau orang- orang yang bekerja di bidang kesehatan.
4) Masker N95
Menurut WHO, masker ini merupakan masker paling aman yang beredar di pasaran karena tak hanya dapat melindungi pemakai dari droplet tapi masker ini juga dapat melindungi pemakai dari cairan yang berbentuk partikel kecil seperti aerosol.
WHO merekomendasikan masker ini untuk dipakai oleh tenaga kesehatan yang kontak secara dekat dengan pasien yang terinfeksi Covid 19.
5) Reusable Facepiece Respirator
Masker ini menurut WHO memiliki keefektifan lebih tinggi dari N95 untuk mencegah penyebaran virus, namun tergantung dengan kualitas dan jenis filter yang dimiliki.
Masker ini mampu menyaring partikel kecil sampai yang berbentuk gas, masker ini direkomendasikan untuk para pekerja yang memiliki risiko tinggi di dalam aktifitasnya dan dapat digunakan secara berulang selama filternya masih berfungsi dengan baik.
Dari jenis-jenis masker di atas maka kita harus mulai membedakan dan menyesuaikan masker mana yang harus kita gunakan di situasi tertentu terutama di kantor.
Kita harus senantiasa melaksanakan tugas dan diiringi dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah di tetapkan oleh pemerintah di lingkungan perkantoran.