Rabu, 2 Februari 2022
Tim penyelamat kemudian mengerahkan lima alat berat berjenis buldozer untuk menggali tanah di sekitar sumur agar bisa membawa Rayan keluar.
Tim berniat menggali secara horizontal untuk mencapai kedalaman di mana Rayan terjebak. Namun upaya tersebut sangat sulit dilakukan karena kondisi medan yang tidak memungkinkan.
Tim penyelamat pun melakukan penggalian dengan perlahan dan hati-hati, karena takut batu atau tanah runtuh sehingga membahayakan penyelamat atau bahkan bocah itu sendiri.
Sebuah komite dibentuk untuk mengawasi operasi yang terdiri dari personel perlindungan sipil atas, otoritas lokal, profesional medis, dan topografi.
Kamis, 3 Februari 2022
Operasi penyelamatan berlanjut. Tim terus menggali hingga mendekati bocah itu. Para kru menggali secara vertikal menggunakan buldoser untuk mencapai kedalaman yang dibutuhkan 32 meter.
Pemerintah Maroko melalui Juru bicara Mustapha Baytas, meyakinkan publik bahwa pemerintah telah mengerahkan semua pihak salam misi penyelamatan bocah itu.
Sambil merinci terkait kesulitan yang dihadapi dalam misi tersebut, Baytas terus meyakinkan publik untuk percaya pada kemampuan negara untuk menyelamatkan nyawa Rayan.
Hingga pada sore hari, galian tim penyelamat telah mencapai kedalaman 22 meter. Namun penggalian harus dihentikan sesekali pada malam hari. Sebab jika tidak, medan yang runtuh berpotensi mengancam keselamatan kru dan Rayan.