JAKARTA, HOLOPIS.COM – China dan Rusia mengumumkan kemitraan strategis untuk menghadapi fitnahan Amerika Serikat saat Presiden China Xi Jinping menjamu Presiden Rusia, Vladimir Putrin di hari pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijin 2022.
“Persahabatan antara dua negara tidak ada batasnya, tidak area terlarang dalam kerja sama,” kata pernyataan dari kedua negara.
Rusia-China mengumumkan bahwa mereka memiliki rencana untuk berkolaborasi dalam isu perubahaan iklim, artificial intelligence, internet, dll.
Perjanjian tersebut menandai pernyataan paling rinci dan tegas dari tekad Rusia dan China untuk bekerja sama dan melawan Amerika Serikat, dalam membangun tatanan internasional baru berdasarkan interpretasi mereka sendiri tentang hak asasi manusia dan demokrasi. Terkait kabar tersebut, Amerika Serikat memberikan tanggapan yang tenang.
Melansir CNA, Sabtu (5/1), Sekertaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, Presiden Biden memiliki hubungan tersendiri dengan China.
Sedangkan dalam menganggapi pasukan tentara Rusia di Ukraina,Psaki mengatakan AS masih fokus dalam bekerja sama dengan negara lain jika Rusia benar-benar invasi Ukraina.
“Kami juga telah menyampaikan bahwa konflik destabilisasi di Eropa akan berdampak pada kepentingan China di seluruh dunia,” tambah Psaki.
Diketahui AS mengklaim bahwa Rusia akan segera invasi Ukraina setelah mengerahkan pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.
Tuduhan AS tersebut pun dibantah Rusia dengan mengatakan AS hanya membual agar Rusia semakin banyak musuh.
Tak hanya itu, AS dan sekutunya melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 karena isu HAM yang terjadi pada kaum minoritas dan musim Uyghur di China.