JAKARTA, HOLOPIS.COM – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan akan bertolak ke Kyv untuk menjadi mediator antara Ukraina dan Preisden Rusia, Vladimir Putin.
“Kami ingin perdamaian di wilayah kami, dan untuk itu kami siap melakukan apa saja,” kata Erdogan pada Januari lalu mengungkapkan keinginannya untuk mendamaikan kedua negara.
Ia akan bergabung dengan kawanan pemimpin luar negeri yang memberikan dukungan mereka kepada presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dan diperkirakan akan menandatangani kesepakatan perdagangan bebas.
Sebagai tanda pentingnya kunjungan tersebut, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, dan Ibrahim Kalin, kepala penasihat presiden Turki, berbicara tentang komitmen mereka untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina.
Meskipun secara umum Turki memiliki hubungan yang baik kepada dua negara, Putin baru-baru ini memberikan kritik terhadap Turki karena telah menjual drone Bayraktar TB2 mereka kepada tentara Ukraina.
Sementara itu politisi Ukraina sempat marah kepada ‘TurkStream’, sebuah pipa gas yang diresmikan pada tahun 2020.
Pipa tersebut mengambil gas dari Rusia ke Turki melalui Laut Hitam dengan cara yang melemahkan peran Ukraina sebagai negara transit untuk gas Rusia.
Saat ini, terjadi ketegangan antara Rusia dan Ukraina setelah Rusia mengerahkan tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina.
Meski Amerika Serikat mengatakan bahwa besar kemungkinan Rusia dalam menginvasi Ukraina, Putin mengatakan bahwa AS hanya mengada-ngada untuk mencari cara demi menyerang Rusia.
Proposal mediasi dari Erdogan diketahui belum ditanggapi oleh Rusia.