JAKARTA, HOLOPIS.COM Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui adanya lonjakan kasus dalam sepekan ini. Bahkan dalam dua hari terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 mencapai lebih dari 10.000 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, bahwa meningkatnya positivity rate Indonesia seiring dengan upaya testing dan tracing yang kian masif. Menurutnya upaya tersebut sebagai bentuk usaha Kemenkes untuk deteksi dini potensi penularan Covid-19.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar Nadia seperti dikutip dari laman Kemenkes RI, Selasa (1/2).

tracing
Ilustrasi tracing Covid-19.

Nadia memaparkan, jumlah orang yang di tes dalam sepekan mencapai 5,75 per 1000 penduduk. Artinya, kemampuan deteksi Indonesia yang dalam hal ini testing dan tracing lebih baik dari anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk dalam sepekan.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu,” kata dia.

Ia pun meminta masyarakat untuk melihat data dalam kurun waktu mingguan, bukan harian. Hal itu menurutnya perlu dilakukan agar masyarakat dapat melihat data secara utuh dan mengamati tren kenaikan yang terjadi.

“Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan bahwa pemerintah juga
telah menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit untuk perawatan pasien COVID-19.

Kendati demikian, ia menganjurkan agar masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 namun tidak bergejala (OTG) atau gajala ringan agar melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

“Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tutup dr. Nadia.