Presiden Tokayev meminta bantuan dan mengklaim bahwa aksi protes tersebut adalah tindakan teroris dan hasil campur tangan asing.

Kekacauan Kazakhstan dimulai di bagian barat negara tersebut, saat harga BBM mengalami kenaikan tajam.

Darkhan Sharipov, seorang aktivis dari gerakan masyarakat sipil Wake Up, Kazakhstan, mengatakan, “Orang-orang muak dengan korupsi dan nepotisme, dan pihak berwenang tidak mendengarkan suara kami. Kami ingin Presiden Tokayev melakukan reformasi politik yang nyata, atau pergi dan mengadakan pemilihan yang adil.”

Dilansir dari The Guardian, Kazakhstan tidak pernah mengadakan pemilihan yang dinilai bebas dan adil oleh pengamat internasional.

Meskipun jelas ada ketidakpuasan yang meluas, namun belum pernah ada tokoh oposisi terkenal di mana gerakan protes dapat bersatu, dan sebagian protes besar tampak tidak memiliki arah.