JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pasukan terjun payung Rusia telah tiba di Kazakhstan sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian.

Aliansi militer tersebut akan membantu Presiden Kassym-Jomart Tokayev agar mendapatkan kembali kendali atas negara itu.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, meminta intervensi dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi yang terdiri dari Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Salah satu pengunjuk rasa, Zauresh Shekenova mengatakan, alasan sebenarnya kerusuhan terjadi karena korupsi yang telah merugikan kehidupan masyarakat.

“Semuanya dimulai dengan kenaikan harga gas tetapi penyebab sebenarnya dari protes tersebut adalah kondisi kehidupan masyarakat yang buruk, harga yang tinggi, pengangguran, korupsi.” Katanya.

Aksi protes Kazakhstan
Aksi protes Kazakhstan (Foto: AP)

Para petinggi kota Almaty mengatakan, sebanyak 353 polisi dan dan personel pasukan keamanan mengalami luka-luka, dan 12 orang meninggal dunia.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (6/1), terjadi penembakan dan pertikaian di Almaty dan kota-kota lainnya.

Masih belum jelas berapa pasukan yang akan dikrimkan oleh CSTO dan berapa lama mereka akan berada di sana, namun anggota parlemen Rusia Leonid Kalashnikov mengatakan, pasukan akan tinggal di Kazakhstan selama sang presiden merasa mereka masih harus di sana.