JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan agar para penceramah bisa lebih bersikap etis dalam memberikan pencerahan kepada umat, dan bukan malah dengan menghina dan memprovokasi.
Imbauan itu disampaikan Yaqut merespon kasus perusakan Pondok Pesantren As-Sunnah, Aikmel, Lombok Timur oleh sekelompok orang tidak dikenal, Minggu (2/1).
“Ceramah harus disampaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Bukan dengan cara-cara menghina dan memprovokasi. Hal itu bukan mengundang simpati, tapi emosi,” kata Yaqut, Selasa (4/1).
Yaqut meminta semua pihak untuk menahan diri dan mendorong agar kasus ini segera dituntaskan, meskipun di sisi lain dirinya sangat menyesalkan terjadinya perusakan pesantren.
“Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak pesantren dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum,” tegasnya.
Yaqut mendorong aparat keamanan untuk mengusut kasus ini sesuai aturan hukum yang berlaku. Di sisi lain, dirinya juga berharap masyarakat setempat tetap tenang tidak terpancing dengan aksi tersebut.
“Kemenag setempat saya minta untuk segera melakukan langkah-langkah proaktif agar kasus ini segera tuntas dan kedamaian di Lombok Timur tercipta lagi,” ungkapnya.
Yaqut kemudian juga mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Ummat Beragama(FKUB) Kabupaten Lombok Timur untuk terus bersinergi dalam menjaga, merawat dan memelihara kerukunan Ummat Beragama yang dilandasi rasa toleransi, saling menghormati dan saling menghargai sesama ummat beragama.
“Kami harap semua pihak mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat,” pintanya.
Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah yang berlokasi di Kecamatan Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat diketahui dirusak oleh sekelompok orang tak dikenal. Rekaman video yang memperlihatkan kondisi kerusakan di ponpes tersebut viral di media sosial.
Akibat kejadian itu, pos satpam dan sejumlah kendaraan yang terparkir di ponpes tersebut rusak dibakar massa. Perusakan Ponpes As-Sunnah itu berawal dari beredarnya potongan video provokatif yang tersebar di media sosial. Dalam potongan video itu tampak adanya kalimat yang mendiskreditkan makam leluhur di Lombok Timur.
Peristiwa perusakan diduga dipicu oleh viralnya ceramah ustadz dari Ponpes As-Sunnah yang mengatakan Makam Selaparang, Sukarbela, Alibatu tain basong (kotoran anjing).