Dengan adanya peningkatan tersebut, Jokowi kemudian malah akan melanjutkan dengan penghentian ekspor bahan mentah dengan alasan semakin memperkuat nilai ekspor.
“Oleh sebab itu, kita akan lanjutkan dengan setop bauksit, setop tembaga, setop timah, dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” tegasnya.
Sementara itu, mantan Walikota Solo itu juga mengumbar bahwa ranking competitiveness mengalami peningkatan yang sangat signifikan di tahun 2021.
“Kita juga naik tiga peringkat. Dalam posisi yang sangat berat seperti 2021, kita bisa naik tiga peringkat, ini juga patut kita syukuri. Di bisnis 37 ranking kita, di digital bisnis 53, ini naik tiga peringkat semuanya,” bebernya.
Selain itu, untuk indikator konsumsi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan berada pada posisi menguat. Keyakinan konsumen, lanjut Jokowi, kalau dibandingkan dengan Maret yang 113,8 persen, kemudian November mencapai 118,5 persen.
“Spending index juga sudah naik ke 120,5 (persen). Kemudian purchasing managers’ index (PMI) manufaktur kita juga sudah naik, sudah di atas sebelum kita pandemi 51 (persen), sekarang sudah masuk ke angka 53,9 (persen). Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukkan,” ungkapnya.
“Konsumsi listrik sudah tumbuh juga 14,5 (persen) dan 5,7 (persen). Untuk industri 14,5 (persen), untuk bisnis 5,7 (persen). Angka-angka seperti ini harus kita lihat. Harian saya dapat angka-angka seperti ini,” tambahnya.