JAKARTA, HOLOPIS.COM – Varian Omicron Covid-19 telah mendominasi kasus virus corona baru di Prancis (31/12). Badan Kesehatan Prancis mengatakan jumlah infeksi Covid-19 varian Omicron melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir.
“62,4 persen tes Covid-19 menunjukkan hasil yang kompatibel dengan varian Omicron pada awal pekan ini dibandingkan 15 persen pada pekan sebelumnya,” ucap badan tersebut seperti dikutip AFP.
Dominasi varian Omicron ini terjadi ketika Prancis terus mencetak rekor gelombang “tsunami” infeksi Covid-19 harian.
Prancis kembali mencatat rekor harian Covid-19 dengan 208 ribu kasus dalam 24 jam terakhir pada (29/12).
Sehari sebelumnya (28/12), Prancis juga mencetak rekor kasus harian dengan 179.807 kasus.
Pertengahan Desember lalu, Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, telah mewanti-wanti bahwa varian Omicron menyebar dengan kecepatan petir di Eropa.
Saat itu, Castex bahkan sudah memprediksi varian Omicron akan mendominasi kasus Covid-19 di Prancis.
Prancis sendiri juga telah memperketat pembatasan sosial dan protokol kesehatan sejak pertengahan Desember lalu.
Beberapa aturan itu seperti dilarang makan di kereta, di kafe, dan bar.
Pemerintah juga mengumumkan sekitar 1.600 kelab malam di Prancis akan ditutup selama tiga pekan.
Menteri dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, juga menganjurkan pejabat pemerintah agar membatasi pertemuan publik di Malam tahun Baru. Ia juga meminta masker tetap dipakai baik di dalam atau di luar ruang, serta adanya peningkatan patroli polisi terkait konsumsi alkohol di malam hari.
Namun, Prancis memilih untuk tidak menerapkan penutupan wilayah (lockdown) lagi. Langkah yang demikian ini menuai banyak kritik dari para pengamat dan oposisi karena tidak efektif.
Federasi Rumah Sakit Prancis mengatakan, perlu langkah-langkah tambahan untuk menghindari RS kewalahan sampai-sampai membatalkan operasi.
Banyak rumah sakit di Prancis membatalkan operasi yang belum dianggap urgent karena lonjakan pasien Covid-19.
Saat ini, rumah sakit di Prancis merawat sekitar 18.321 pasien Covid-19 aktif, termasuk 1.922 pasien baru antara Rabu dan Kamis, dengan lebih dari 3.500 orang dalam perawatan intensif.