JAKARTA, HOLOPIS.COM – Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo memastikan, mata pelajaran Sejarah tetap ada pada Kurikulum Prototipe yang mulai ditawarkan pada sekolah di 2022 mendatang.

Hal ini sekaligus menepis isu jika mata pelajaran Sejarah tidak ada pada kurikulum tersebut.

“Tidak betul (ditiadakan), materi sejarah tetap ada. Bahkan menjadi salah satu mapel wajib sampai Kelas 12,” tuturnya (24/12).

Kurikulum Prototipe ini merupakan kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum prototipe ini sedang diujicobakan di sekitar 2.500 sekolah penggerak dan 900 SMK PK dari seluruh Indonesia.

“Kebijakan kurikulum prototipe merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran yang diluncurkan pada Agustus 2020 sebagai respons terhadap pandemi Covid. Pada saat ini, Kemendikbudristek meluncurkan ‘Kurikulum Darurat’, yang merupakan penyederhanaan dari Kurikulum 2013, beserta modul-modul literasi dan numerasi yang praktis untuk siswa, guru, dan orang tua,” ujarnya.

Berdasarkan studi yang telah dilakukan Kemendikbudristek bersama INOVASI, kebijakan Kurikulum Darurat dapat mengurangi dampak negatif pandemi secara signifikan.

“Mulai tahun ajaran 2022, Kurikulum Prototipe dan Kurikulum Darurat akan menjadi opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan yang berminat menerapkannya. Karena sifatnya opsional, Kurikulum Prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022,” kata Anindito.