JAKARTA, HOLOPIS.COM – Bagaimana kehidupan ranjang Anda dengan pasangan, Apakah penuh kejutan, Atau hanya datar-datar saja?.

Tanpa kita sadari, kehidupan seksual yang datar berdampak pada keharmonisan rumah tangga Anda lho, Sobat Holopis!

Tentunya Anda familiar dengan “fantasi seksual” yang terkadang masih tabu untuk dibicarakan bahkan kepada pasangan Anda.

Fantasi seksual adalah gambaran mental atau pola pemikiran seksualitas untuk meningkatkan hasrat seksual. Singkatnya, fantasi seksual adalah imajinasi alam bawah sadar seseorang untuk meningkatkan gairah seksual.

Dikutip dari kanal Youtube Halodoc, Psikolog Klinis Dewasa, Defryansyah Amin m.Psi mengatakan adalah wajar bila seseorang memiliki fantasi seksual. Malah penelitian menyebutkan kalau sangat jarang orang yang tidak memiliki fantasi seksual.

Menurut Defryansyah, ada banyak faktor yang membentuk fantasi seksual seseorang. Biasanya dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dimasa lalu. Misalnya, saat seseorang melihat objek tertentu yang merangsang hasrat seksnya. Pengalaman seksual sebelumnya atau paparan dari bacaan serta film juga dapat membentuk fantasi seksual seseorang.

Namun, tak sedikit yang beranggapan kalau seseorang yang memiliki fantasi seksual mengidap hypersex. Padahal yang membedakan seseorang mengalami hypersex adalah bagaimana cara orang tersebut mengontrol hasrat seksualnya. Nah, hypersex biasanya punya kekurangan pada self-control ini.

Ilustrasi Fantasi Seksual Menggunakan Borgol Cinta
Ilustrasi Fantasi Seksual Menggunakan Borgol Cinta (Dok. Getty Images)

Lantas, seperti apa sih fantasi seksual yang normal?

Fantasi seksual yang dikomunikasikan dengan pasangan dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan adalah fantasi yang normal. Namun, jika ternyata tidak sejalan dengan pasangan, sebaiknya jangan dipaksakan.

Defryansyah menambahkan kalau ada 4 prinsip untuk mengaplikasikan fantasi seksual pada pasangan yaitu:

1. Fantasi tersebut sesuai dengan prinsip dalam pernikahan.
2. Apakah fantasi seksual sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.
3. Apakah fantasi seksual tidak menyakiti pasangannya.
4. Fantasi tersebut harus ada izin dari pasangan.

Jika pasangan telah menyetujui dan ingin masuk ke fantasi seksual, maka hal ini boleh diterapkan. Namun,ini harus menjadi privacy di antara keduanya yang harus saling dijaga untuk meningkatkan keintiman di antara pasangan.

Waah, fantasi seksual kamu seperti apa nih, Sobat Holopis? Coba diskusikan dengan pasanganmu sebelum menerapkannya ya!