Sabtu, 21 September 2024
Sabtu, 21 September 2024

Sejarah Artileri Nasional, Sebuah Upaya Memperjuangkan Kemerdekaan

HOLOPIS.COMTanggal 4 Desember, merupakan salah satu hari penting bagi TNI Angkatan Darat di bidang Artileri dalam sejarah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Tepat pada tanggal itu juga, ditetapkan sebagai tanggal bersejarah yang disebut Hari Artileri Nasional. Pemilihan tanggal mendekati akhir tahun itu mempunyai riwayat yang sudah berumur sama dengan umur kemerdekaan Indonesia.

Makna dari Artileri sendiri merupakan sebuah nama yang digunakan dalam persenjataan alat berat. Artileri berasal dari bahasa perancis ‘atellier’ mengatur, dan ‘attilement’ berarti perlatan, yang biasanya digunakan sebagai sebutan untuk seluruh alat berat yang digunakan dalam penembakan proyektil di medan perang.

Senjata tersebut pun merupakan senjata darat yang paling efektif dan mematikan dalam Perang Napoleon, Perang Dunia 1, hingga Perang Dunia 2. Artileri dibagi menjadi 3 macam, yakni Gun, Howitzer, dan Mortir. Serta dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Artileri Gunung, Artileri Swa-Gerak, Artileri Tarik, Artileri Anti-tank, Artileri Pertahanan, Artileri Rel, Artileri Laut, dan Artileri Roket.

Lalu bagaimana sejarah dari Hari Artileri Nasional tersebut:

Ilmu Artileri pertama kali dipahami oleh bangsa Indonesia pada saat masa penjajahan Belanda. Negara Kincir Angin tersebut sengaja melatih beberapa pemuda untuk mengoperasikan artileri demi alasan kekuatan pertahanan.

Soerie Santoso kemudian dipercaya menjadi orang Indonesia pertama dengan pangkat tertinggi artileri di bidang militer berpangkat Mayor. Waktu itu, Santoso dipercaya menjabat komandan bataliyon artileri di Jagamonyet, Batavia (sekarang Jakarta). Soerie Santoso adalah satu-satunya kapten pribumi dari 66 kapten KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) yang kemudian mendapatkan pangkat Kolonel di akhir masa jabatannya.

Santoso kemudian juga membawa beberapa pemuda lainnya untuk diajarkan ilmu Artileri tersebut yaitu , Memet Rahman Ali Soewardi, Sadikin, Oerip Soemohardjo, Raden Askari. Kemudian R.M. Pratikno Suryosumarno, Tjhwa SiongPik, Giroth Wuntu, Rudy Pirngadi, Abdullah, J. Minggu, Aminin, dan T.B. Simatupang.

Dari banyak nama di atas, Raden Askari, Aminin, dan T.B. Simatupang adalah tiga dari pemuda Indonesia yang menerima tanda Mahkota Perak atas usaha belajar militer di Akademi Militer Kerajaan Belanda di Bandung

Usai masa penjajahan Indonesia berganti ke negara Jepang, pengoperasian Artileri oleh Belanda pun otomatis ikut terhenti terhitung mulai tahun 1942.

Baru ketika tahun 1945 Indonesia resmi merdeka, pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Sadikin mengambil alih sarana artileri Jepang. Puncaknya, ketika dibentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang waktu itu masih bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, banyak pemuda Indonesia yang menguasai meriam Jepang, namun tidak tahu cara mengoperasikannya.

Menukil Moeh Kardi, dalam Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945-1949, Letjen Urip Soemohardjo menerima laporan bahwa pemuda Surabaya berhasil merebut seluruh persenjataan Jepang, salah satunya Meriam. Para pemuda Surabaya itu kemudian dilatih secara khusus oleh Kapten Soewardi agar mampu menggunakan meriam.

Pelatihan secara khusus ini bertujuan agar pemuda Indonesia mampu menghadapi Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 melawan tentara sekutu, Britania Raya dan India Britania dengan senjata artileri peninggalan Jepang.

Lalu Kenapa 4 Desember?

Pada tanggal tersebut, Letnan Jendral Urip Sumohardjo meresmikan berdirinya Markas Artileri yang bertugas membina Satuan-Satuan Artileri Indonesia dengan komandan yang pertama adalah Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno.

Markas Artileri tersebut merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara (MBT) yang berkedudukan di Yogyakarta, peresmiannya bersamaan dengan tanggal kelahiran Artileri Internasional pada tanggal 4 Desember 1945.

Tanggal 4 Desember itulah yang menjadi hari jadi Korps Artileri TNI AD yang kemudian seiring dengan perkembangan selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Korps Armed TNI AD.

Dalam perkembangan jaman, pasukan artileri Indonesia juga mengalami pasang surut. Pada 19 Desember kemudian, Agresi Militer Belanda II dilancarkan, kesatuan artileri Indonesia babak belur dan terpaksa jadi pasukan geriliya. Kondisi semakin diperparah ketika beberapa waktu setelahnya, komandan artileri R.M Pratikno Suryosumarno juga terbunuh.

Usai pengakuan kedaulatan Indonesia pada Desember 1949, barulah divisi artileri Angkatan Darat dibangun lagi. Saat ini, terdapat dua bataliyon artileri Indonesia: satuan artileri darat di bawah Bataliyon Artileri Medan (Pussenarmed) dan satuan artileri udara di bawah Bataliyon Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud).

Pada 2020, menurut laman Global Fire Power, kekuatan militer Indonesia menduduki peringkat 16 dari 138 negara di dunia. Persenjataan artileri Indonesia cukup kuat dengan jumlah 153 artileri swagerak, 366 artileri tarik, serta 36 peluncur roket.

Temukan kami juga di Google News lalu klik ikon bintang untuk mengikuti. Atau kamu bisa follow WhatsaApp Holopis.com Channel untuk dapatkan update 10 berita pilihan dari redaksi kami.

Rekomendasi

berita Lainnya
Related

Sejarah Hari Perdamaian Internasional 21 September

Pada tanggal 21 September setiap tahunnya, masyarakat dunia memperingati Hari Perdamaian Internasional atau International Day of Peace. Peringatan ini bukan hanya sekadar hari untuk memperingati perdamaian, tetapi juga memiliki makna mendalam.

Hari Perhubungan Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Setiap tanggal 17 September, Indonesia memperingati Hari Perhubungan Nasional atau yang biasa disebut Harhubnas. Peringatan ini merupakan momentum penting bagi kita untuk merefleksikan dan mengapresiasi peran vital sektor perhubungan dalam mendukung pembangunan nasional.

Hari Palang Merah Nasional 17 September, Begini Sejarahnya

Hari Palang Merah Nasional diperingati setiap tanggal 17 September, yang pertama kali diresmikan dan diketahui oleh Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1945.
Prabowo Gibran 2024 - 2029
Ruang Mula

Berita Terbaru