JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Windhu Purnomo menuturkan bahwa virus akan terus bermitasi. Karena menurutnya, mutasi virus adalah cara mereka untuk menyesuaikan diri dan bertahan hidup.
“Mutasi bisa terjadi, itu upaya mempertahankan diri dari makhluk hidup termasuk virus. Dia akan melakukan mutasi untuk menghadapi stres baik lingkungan dan perilaku manusia,” kata Windhu kepada Holopis.com, Jumat (3/12).
Pola bertahan hidup ini dikatakan Windhu sama saja dengan manusia. Dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, termasuk dalam menghadapi kondisi cuaca.
“Kayak kita mau bepergian di lokasi yang sangat dingin, maka kita akan beradaptasi dengan pakai jaket atau sweater, kalau kita lama tinggal di sana maka tubuh kita akan menyesuaikan diri dan mengevolusi diri. Itu biasa,” ujarnya.
Sayangnya, evolusi diri virus khususnya Sars-Cov-2 membuat manusia resah. “Tapi pertahanan diri virus ini mengancam kita apalagi mutasinya lebih ganas,” imbuhnya.
Alasan mengapa virus Covid-19 mudah sekali bermutasi, karena unsur di dalam tubuh virus ini didominasi oleh genetik RNA (ribonucleic acid) alias asam ribonukleat.
“Karena Sars Cov 2 ini sangat mudah melakukan mutasi karena dia berbasis materi genetik RNA dibanding DNA yang lebih sulit. Apabila kita tidak menjalankan prokes dengan baik, maka kita akan menghadapi varian-varian baru,” tuturnya.
Sekedar diketahui, bahwa RNA adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen. RNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui.
Dalam tumbuh kembang, virus seperti Covid-19 akan melakukan pembelahan diri ketika bertemu dengan inang. Inang ini adalah tubuh manusia, dan dari hasil membelah diri ini maka dia akan melakukan mutasi, di sinilah varian-varian Covid-19 muncul, salah satunya adalah Omicron yang tengah viral.
“Mutasi itu terjadi karena virus mengalami penularan, saat virus ditularkan maka dia akan membelah diri, kalau dia salah copy maka bisa muncul varian dan sub varian baru. Tidak semua mutasi lebih bahaya tapi kadang bisa jadi denial,” tambahnya.
Oleh karena itu, Windhu pun mengingatkan bahwa manusia akan tetap mengalami ancaman penyebaran dan penularan virus Covid-19. Kecuali jika masyarakat aware sendiri dengan kesehatannya, salah satunya adalah dengan menjaga protokol kesehatan, vaksinasi dan menjaga imunitas tubuh.
“Bagaimana kita tidak tertulari, yang penting prokes, vaksinasi. Jangan menolak vaksin, jangan pilih-pilih vaksin, banyak lho yang pilih-pilih vaksin sekarang ini. Kalau sudah dapat 2 dosis jangan pilih-pilih lengkapi saja dosis kedua, kalau booster nanti boleh lah memilih vaksin yang mana,” pungkasnya.
JAKARTA - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan bahwa masih ada harapan besar kepada pemerintahan…
Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) terpantau masih tidak bergerak pada…
Misa Natal 2024 akan berlangsung pada malam dan puncak Hari Raya Natal di Gereja Katedral…
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis informasi terkini perihal prakiraan cuaca Jakarta pada…
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi terkini perihal prakiraan cuaca Jateng (Jawa Tengah)…
PT Liga Indonesia Baru atau PT LIB merespon mencuatnya soal PSM Makassar yang tampil dengan…