JAKARTA, HOLOPIS.COM Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid menilai, bahwa ancaman Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) untuk melakukan perang dengan TNI Polri di hari ulang tahun Papua Barat (West Papua) hanyalah gertakan sambal saja. Ia yakin ancaman semacam itu tidak akan benar-benar terjadi.

“Itu hanyalah perang-perang seremonial biasa, saya meragukan terjadi perang yang lebih besar, yang lebih intensif,” kata Habib Syakur saat dihubungi Holopis.com, Selasa (30/11).

Apalagi ancaman dan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua tidak akan mendapatkan legitimasi dari masyarakat Papua sendiri. Karena menurut Habib Syakur, warga Papua saat ini sudah lebih mencintai Indonesia.

“Alhamdulillah, Indonesia sudah semakin kuat dan kokoh, Papua sudah memiliki rasa cinta tanah air yang kuat, maka tidak salah lagi masyarakat Papua layak dapat predikat sebagai masyarakat yang toleran, yang betul-betul menghargai saudara-saudaranya yang hidup di tanah Papua,” ujarnya.

Barometer kondisi masyarakat Papua yang cinta tanah air dan perdamaian adalah dengan melihat suksesnya pagelaran PON XX dan Peparnas XVI di Papua. Bagaimana euforia masyarakat Papua terhadap acara yang digelar oleh pemerintah pusat Indonesia untuk meningkatkan derajat dan potensi pariwisata di Indonesia Timur itu.

“Terima kasih kepada seluruh masyarakat Papua yang telah menjaga rasa aman dan nyaman selama pelaksanaan PON di Papua, dan selama pembangunan sarana prasarana infrastruktur, venue-venue PON di Papua. ini penghargaan setinggi-tingginya masyarakat Papua dari pemerintah Indonesia di bawah (pemerintahan) Jokowi,” tuturnya.

Masyarakat Papua diadu domba kolonial asing

Lebih lanjut, Habib Syakur menilai bahwa gejolak di Papua sebenarnya berasal dari pengaruh pihak asing yang ingin mengusik persatuan dan kesatuan di Indonesia, khususnya di tanah Papua.

“Papua itu diadu-adu oleh saudaranya sendiri yang berinteraksi dengan kolonialisme internasional yang semata hanya ingin meneruskan jejak-jejak masa lalu kolonialisme internasional untuk rebut kekayaan Papua,” ujarnya.

Apalagi di kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan di Papua semakin digencarkan. Kondisi ini menurut Habib Syakur membuat Kepala Negara itu semakin dipandang oleh masyarakat Papua.

“Masuknya pak Jokowi sebagai Presiden lebih mengedepankan pendekatan-pendekatan humanis terhadap masyarakat Papua, alhamudlillah pak jokowi semakin diterima di hati masyarakat Papua,” tandasnya.