JAKARTA, HOLOPIS.COM – Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai bahwa ancaman pengibaran bendera bintang kejora sekaligus perang melawan TNI dan Polri yang digelontorkan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) hanyalah sebuah upaya mereka menjaga eksistensi saja.
“Itu propaganda untuk menunjukkan eksistensi kelompok OPM,” kata Stanislaus kepada Holopis.com, Selasa (30/11).
Walaupun seruan itu dianggap sebagai seremonial belaka, namun pemerintah Indonesia dalam hal ini aparat keamanan tidak boleh menganggapnya sebelah mata.
“Tentu saja negara tidak boleh membiarkan ada kelompok separatis yang sudah terbukti mengganggu keamanan, hingga menimbulkan korban jiwa,” ujarnya.
Alumni Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) tersebut menyarankan agar pemerintah tetap mengedepankan upaya persuasif terhadap kelompok kriminal bersenjata di Papua itu. Namun jika upaya kekeluargaan tidak bisa diindahkan dan cenderung mendapatkan aksi represif, maka langkah tegas dan terukur perlu dilakukan.
“Pemerintah harus mengambil tindakan tegas, didahului dengan langkah persuasif, jika tidak bisa, maka gunakan kekuatan pemerintah sesuai kewenangan,” tegasnya.
Sebelumnya, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam siaran persnya hari ini menyatakan akan mengibarkan bendera bintang kejora di momentum HUT Papua Barat tanggal 1 Desember 2021.
“Pengibaran bendera Bintang Kejora kami semua akan dikibarkan dalam kota Pada 1 Desember 2021 di Kabupaten Intan Jaya,” kata Sebby, Selasa (30/11).
Sementara itu, komandan operasi Kodap 8 Intan Jaya, Undius Kogoya juga menyampaikan akan ada prosesi tembakan dan genderang perang melawan pasukan TNI-Polri.
“Maka saya, Undius Kogoya mengeluarkan perintah bahwa penjemputan tanggal 1 Desember memperingati hari kemerdekaan West Papua dengan bunyi tembakan,” pesan Undius yang disampaikan Sebby.
Bahkan kata Sebby, pihaknya siap bertempur dan menumpahkan darah untu melawan TNI dan Polri demi mencapai kemerdekaan Papua.
“Bahwa Intan Jaya mandi darah, kami tidak akan diam untuk perang melawan kolonial TNI POLRI sampai Papua merdeka,” sambungnya.