JAKARTA, HOLOPIS.COMWakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Mansur menilai bahwa mayoritas guru di Indonesia menilai, secara umum kinerja Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim sudah sangat baik.

“7 indikator Kinerja Pendidikan dengan 777 Guru responden mendapatkan data hampir 80% responden menilai baik terhadap kinerja Mas Menteri,” kata Mansur dalam rilis surveinya, Rabu (24/11).

7 (tujuh) program tersebut antara lain ; Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), Program Guru Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Organisasi Penggerak (POP), Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K), hingga pemberian kuota internet untuk penunjang pendidikan.

Terkait program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama berjalan di masa pandemi Covid-19 sudah sangat baik. Apalagi di dalam survei yang dilakukan skala nasional itu, program tersebut mendapatkan apresiasi dari para guru di seluruh Indonesia.

“74,9 % responden menilai PJJ berjalan dengan baik,” ujarnya.

Selain PJJ, ada beberapa program Kemendikbud Ristek yang digelontorkan untuk peningkatan kualitas dan mutu pendidikan para peserta didik. Salah satunya adalah Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Asepk ini juga menjadi salah satu bahan kuesioner dari FSGI untuk melakukan rekam jejak pendapat para tenaga pendidik. Dari hasil surveinya pun, maypritas responden menilai sudah cukup baik.

“Terkait ANBK, lebih dari 80,2% guru menyatakan pelaksanaan ANBK sudah baik,” jelasnya.

Kemudian, ada juga beberapa program Kemendikbud Ristek lainnya. Yakni tentang Program Guru Penggerak (PGP), kemudian Program Sekolah Penggerak (PSP), Program Organisasi Penggerak (POP) hingga program rekrutmen guru P3K (pegawai pemerintah perjanjian kerja) alias Guru Honorer.

“Sedangakan PGP dinilai baik oleh 82,5% responden, PSP dirasakan baik oleh 79,4% responden, dan 73,6% responden menilai POP baik untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Terakhir 80,8% responden menilai proses rekrutken P3K Guru Honor telah berhasil membantu penyelesaian masalah guru honor,” ujarnya.

Rekomendasi

Pun demikian, Mansur menilai perlu ada beberapa poin yang perlu diperkuat agar program pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Indonesia lebih baik lagi.

“Kualitas PJJ harus tetap ditingkatkan, mengingat masih ada 50% lebih responden yang menyatakan PJJ belum berjalan lancar. PJJ tidak hanya diperlukan saat pandemi,” terang Mansur.

Kemudian untuk program guru penggerak, Mansur merekomendasikan kepada pemerintah melalui Mendikbud Ristek bisa lebih ditingkatkan lagi.

“Program Guru Penggerak dapat dilanjutkan dengan perbaikan pada proses rekrutmen yang tidak mementingkan jumlah atau kuantitas,” ujarnya.

Peningkatan kualitas program juga dirasa perlu dilakukan tergadap program organisasi penggerak, program sekolah penggerak dan pemberian kuota pembelajaran kepada para peserta didik. Begitu juga terhadap ANBK yang harus dilanjutkan sembari meningkatkan pemanfaatan hasil dari kualitas Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Dan terakhir, Mansur menyebut bahwa program rekrutmen guru juga perlu ditingkatkan lagi ke depannya.

“Afirmasi masih mengalami kendala di lapangan khususnya guru-guru honorer yang belum masuk Dapodik (data pokok pendidik) juga perlu diperhatikan,” tuturnya.