JAKARTA, HOLOPIS.COM – Angka kelahiran di China anjlok ke angka terendah. Dan ini merupakan rekor terburuk bagi negara tersebut pada tahun lalu.
Hal itu menyoroti krisis demografis di Beijing, dikarenakan generasi bekerja yang sudah semakin tua, ekonomi melambat, dan pertumbuhan populasi terlemah dalam beberapa dekade.
Yi, penulis Big Country With an Empty Nest mengatakan, bahwa ada banyak pengaruh sosial yang mengakibatkan rendahnya tingkat kelahiran di China.
“Kebanyakan orang hanya menginginkan satu anak, seperti yang dicanangkan oleh pemerintah, dan mereka sudah terbiasa hanya memiliki satu anak. Mereka tidak menginginkan yang kedua atau ketiga meskipun ada perubahan kebijakan,” kata Yi.
Dilansir dari CNA (24/11), China telah melonggarkan “kebijakan satu anak,” salah satu peraturan keluarga berencana paling ketat di dunia pada tahun 2016.
Sementara pada tahun ini, China sudah mengizinkan para pasangan memiliki dua anak.
Namun, perubahan tersebut gagal meningkatkan jumlah kelahiran di China, dikarenakan semakin tingginya biaya hidup, dan semakin banyak perempuan yang membuat pilihan keluarga berencana versi mereka sendiri.
Pada tahun lalu, China mencatat ada 8,52 kelahiran per 1000 orang, menurut Buku Tahunan Statistik 2021 yang dirilis pada minggu lalu. Hal itu merupakan angka terendah sejak data buku tahunan dimulai pada tahun 1978.
Ditambah lagi buku tahunan menunjukkan jumlah pernikahan yang terdaftar pada tahun 2020 mencapai level terendah dalam 17 tahun, dengan hanya 8,14 juta pasangan yang menikah tahun lalu.
Saat awal dimulainya pandemi Covid-19, beberapa bagian China diberlakukan pembatasan ketat selama berbulan-bulan, dan banyak kantor pemerintahan yang ditutup sementara.