Pria yang menjadi Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh tersebut juga membagikan kesan menarik lainnya. Yakni sambutan tarian adat saat ia dan istri menyambangi sebuah daerah.

“Kami disambut dengan tarian adat oleh masyarakat. Seperti di Manado dan Kendari. Kami sangat terharu, tidak pernah menyangka akan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat,” ungkapnya.

Selain di Manado dan Kendari, Kamaruzzaman yang juga merupakan AMAN Council tersebut juga menyebut, di beberapa daerah lainnya pun sampai ada yang menggelar ritual adat untuk penyambutan tamu. Baginya, ini jelas pengalaman yang sangat luar biasa bisa dirasakan dan disaksikan dengan mata kepala sendiri bersama sang istri.

Tak lupakan anak-anak

Dalam kesempatan yang sama, Fitri juga menyampaikan bahwa perjalanan panjang dirinya dan sang suami memang memerlukan banyak sekali pengorbanan, salah satunya adalah harus meninggalkan anak-anak mereka.

“Anak-anak kami titipkan kepada keluarga,” kata Fitri.

Kamaruzzaman
Kamaruzzaman dan Fitri saat berfoto dengan masyarakat di Papua.

Pun demikian, ia mengaku bahwa anak-anaknya tidak lepas dari pantauan mereka. Hal ini karena di tempat keluarganya terdapat CCTV yang bisa memonitor aktifitas di lingkungan rumah. Situasi itulah yang cukup memberikan ketenangan bagi dirinya dan suami menempuh misi mulia itu.

“Ada CCTV untuk memantau apa yang
terjadi di dalam rumah. saya memantau anak-anak, walaupun kami sedang berada jauh dari mereka,” terangnya.

Support system yang membuatnya mampu melewati misi besar bersama sang suami ini adalah dukungan dari anak-anak dan keluarga.

Alhamdulilah, anak-anak dan keluarga mengerti dengan apa yang kami lakukan,” pungkasnya.