JAKARTA, HOLOPIS.COM Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan, bahwa keberagaman bangsa Indonesia adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri. Namun dengan perbedaan itu, justru bangsa Indonesia menunjukkan sisi kekayaannya.

“Setiap kita perlu terus menumbuhkan kesadaran bahwa keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis bukanlah dalih untuk konflik, tetapi kekayaan umat manusia. Keragaman adalah kekayaan,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (16/11).

Hal ini diutarakan Menag Gus Yaqut untuk memperingati Hari Toleransi Internasional atau International Day of Tolerance yang telah ditetapkan dalam kesepakatan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1995 silam.

Gus Yaqut menegaskan bahwa keberagaman sebenarnya adalah sumber kekuatan untuk bisa saling menguatkan, berkolaborasi dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan bersama.

“Keragamaan adalah potensi bagi kita untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam kebaikan dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan,” sambungnya.

Menurut Menag, Kementerian Agama tengah berupaya melakukan penguatan moderasi beragama. Ada empat indikator dalam penguatan moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan ramah terhadap tradisi.

Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengimplementasikan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

“Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengamalan kita dalam beragama,” tegasnya.

Menag berharap ASN, utamanya di Kementerian Agama, bisa menjadi pelopor dalam penguatan moderasi beragama. Menag juga mengajak para tokoh agama, akademisi, tokoh pemuda, dosen, guru, dan penyuluh agama, serta kalangan milenial untuk bersinergi dalam diseminasi dan gerakan meningkatkan toleransi antarumat melalui semua saluran.

“Perbedaan adalah fitrah,” tandasnya.