JAKARTA, HOLOPIS.COM Epidemiolog dari Universitas Airlangga, ‪Windhu Purnomo mengatakan, bahwa memang tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan, akan tetapi potensi peningkatan kasus masih sangat mungkin terjadi.

“Saat ini kita sudah dalam kondisi yang relatif bagus, yang harus diperhatikan adalah potensi-potensi penularan masih ada, karena virus masih belum hilang sama sekali,” kata Windhu dalam bincang-bincang di RuangTamu Holopis Channel, Jumat (12/11).

Ia melihat bahwa banyak masyarakat yang saat ini mengabaikan protokol kesehatan, banyak yang sudah melepas masker saat berada di luar ruangan maupun di area publik. Kemudian abainya masyarakat terhadap menjaga jarak aman untuk menghindari droplet dan sebagainya. Ia menilai hal ini karena masyarakat merasa sudah diberikannya pelonggaran-pelonggaran oleh pemerintah dan adanya vaksinasi.

Bagi Windhu, situasi tersebut dianggap kurang baik. Karena masyarakat cenderung tidak mewaspadai bahwa potensi ledakan kasus bisa saja terjadi tiba-tiba, kasus penularan bisa meningkat, apalagi vaksinasi dosis kedua pun belum maksimal.

Abainya masyarakat ini disebut oleh Windhu sebagai Peltzman Effect. Inilah yang ia khawatirkan sebenarnya.

“Kita jangan sampai muncul Peltzman Effect, itu adalah efek dimana kita merasa sudah aman dan melakukan tindakan-tindakan berisiko. Jangan sampai itu muncul dan terjadi reborn dan kasus bisa meningkat,” tuturnya.

Ia terus mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat walaupun sudah divaksinasi. Hal ini dilakukan karena faktanya masih banyak masyarakat yang belum melakukan vaksinasi lengkap bahkan ada pula yang belum tervaksinasi dosis pertama sehingga potensi penularan virus masih sangat mungkin terjadi.

“Jangan mentang-mentang kita sudah vaksinasi, sementara di samping kita ada yang belum tervaksinasi, maka mereka bisa tertular dan bisa mati. makanya tetap prokes,” tegasnya.