JAKARTA, HOLOPIS.COM – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, bahwa wacana pagelaran Reuni Akbar 212 yang bakal digarap oleh Alumni 212 adalah sebuah upaya merawat eksistensi kelompok pendukung Habib Rizieq saja.
“Reuni 212 ?. Gerakan ini saya rasa hanya ingin menunjukkan eksistensinya saja terhadap negara,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Minggu (7/11).
Ia menilai bahwa tidak ada yang istimewa di dalam agenda reuni 212 ini. Apalagi jika dilihat dari basis perjuangan asal kelompok ini adalah untuk mengawal kasus penodaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sementara saat ini, kasus tersebut sudah selesai dan telah usang jika diangkat lagi. Sehingga menurut Habib Syakur, reuni 212 tidak ada sama sekali relevansinya untuk menarik massa dengan jumlah fantastis.
Oleh karena itu, tokoh agama dari Jawa Timur itu menyarankan agar pemerintah pusat tidak perlu merespon gelagar narasi yang dibangun oleh kelompok Persaudaraan Alumni 212 (PA212) itu.
“Negara harus menjadi pendengar dan penonton setia, jangan mau ikuti apa yang dimau 212. Aspirasinya cukup didengar, ditulis dan ditampung saja. Tak perlu ditanggapi,” tuturnya.
Jika perjuangkan kebebasan Habib Rizieq, lakukan mekanisme yang benar
Lebih lanjut, Habib Syakur pun memandang jika memang tujuan dari penggelontoran wacana reuni akbar 212 itu untuk mendorong pembebasan Habib Rizieq Shihab, justru salah kaprah. Alangkah lebih tepatnya jika kelompok tersebut memilih jalur diplomasi yang baik sehingga bisa menjadi pertimbangan aparat penegak hukum untuk pembebasan imam besar FPI dan PA 212 itu.
“Soal kebebasan Habib Rizieq Shihab ya sah saja, saya pun mendoakan beliau bisa bebas dan tidak terbukti semua tuduhannya. Tapi mereka ini harusnya bisa meyakinkan pemerintah bahwa langkah-langkah mereka sudah sangat bijaksana untuk konsolidasi dengan rakyat, tapi sayangnya mereka selalu kedepankan prasangka tidak baik kepada pemerintah,” ujarnya.
Jalur islah dan berkomitmen untuk membangun Indonesia yang lebih baik dianggap Habib Syakur bisa menjadi opsi selanjutnya kelompok 212 dengan pemerintah. Kelompok yang dinahkoadi oleh Habib Rizieq tersebut bisa menjadi mitra kritis pemerintah dalam konteks yang lebih konstruktif.