BATU, HOLOPIS.COM – Banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, Jawa Timur ternyata diperparah oleh sejumlah faktor selain tingginya intensitas curah hujan.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, hasil tersebut didapatkan dari survey udara yang dilakukan oleh BNPB bersama Forkompida.

“Ada titik-titik longsor di sepanjang tebing alur lembah sungai di wilayah hulu. Setidaknya enam alur lembah sungai yang setiap sisinya sangat terjal, tidak dilindungi oleh vegetasi yang rapat dan memiliki akar yang kuat,” kata Abdul, Minggu (7/11).

Akibat kondisi tersebut kemudian ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, memicu terjadinya longsoran-longsoran yang kemudian terkumpul dan membentuk bendungan alam yang menutup alur air. Longsoran ini tidak hanya menutup alur alir dengan material tanah longsoran, tetapi juga dengan pohon-pohon yang tumbang terbawa material longsor.

“Bendungan alami itu menurut analisis sementara kemudian diduga jebol dan tidak kuat menahan debit air setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah,” ungkapnya.

Selain itu, dari hasil survey lain di bagian hilir, didapatkan pula data visual yang menunjukkan bahwa di sepanjang bantaran sungai terdapat perkebunan semusim yang melebar hingga di tebing sungai.

Dari pengamatan melalui udara tersebut tampak jelas bahwa perkebunan itu mengalami kerusakan seperti meleleh karena tergerus air hujan dengan intensitas tinggi. Di samping itu, jenis vegetasi yang ditanam tidak memiliki akar yang kuat untuk mengikat tanah dan menyerap air.

IMG 20211107 WA0004
Titik longsor yang berada di wilayah hulu alur lembah sungai di Kota Batu, Jawa Timur, (6/11). Gambar: Ist.

“Ketika ada debit air yang cukup besar dari wilayah hulu, maka lelehan atau longsoran di wilayah tengah dan hilir akan menambah kontribusi sedimen. Sehingga ketika sampai di permukiman warga ketebalan lumpur menjadi sangat besar,” tukasnya.