JAKARTA, HOLOPIS.COM – Menteri Agama Yaqut Chalil Qoumas kembali melakukan klarifikasi atas viral pernyataannya bahwa Kementerian Agama adalah hadiah untuk Nahdatul Ulama.
Namun, dalam klarifikasi yang kedua tersebut, bukan permintaan maaf yang disampaikan seperti diharapkan berbagai pihak, namun hanya sebatas penjelasan umum fungsi kehadiran Kementerian Agama di Indonesia.
“Maka, kehadiran Kemenag logis, sebagai bentuk fasilitasi negara terhadap umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya,” kata Yaqut, Selasa (26/10).
Selain itu, Yaqut juga kembali mengklaim bahwa Kementerian Agama sebenarnya bersedia memenuhi kepentingan seluruh Agama dan ormas keagamaan yang ada di Indonesia tanpa pandang bulu
“Kemenag milik semua agama dan harus memfasilitasi semua agama. Semuanya diberikan hak secara proporsional. Agama tidak hanya Islam, ormas juga tidak hanya NU saja,” klaimnya.
Yaqut kemudian memberikan contoh umum atas pernyataan bahwa tidak ada keberpihakan di Kementerian Agama. Seperti dari 11 satuan kerja setingkat Eselon I. Ada Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang memfasilitasi umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Selain itu, ada juga Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu. Untuk Pejabat Eselon I yang beragama Islam juga merepresentasikan sejumlah ormas, baik NU, Muhammadiyah, termasuk juga profesional.
“Jadi, Kemenag itu memfasilitasi semua agama dan ormas keagamaan,” kilahnya.
Diketahui sebelumnya Yaqut menyampaikan bahwa Kemenag merupakan hadiah khusus dari negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum.
Hal itu disampaikan Yaqut saat memberikan sambutan di webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).
“Karena waktu itu kan perdebatannya bergeser ke kementerian ini adalah kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus kementerian Agama Islam, karena kementerian agama adalah hadiah negara untuk umat Islam,” kata Yaqut.
“Saya bilang bukan. Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU (Nahdlatul Ulama). bukan untuk umat Islam secara umum, spesifik NU. Jadi wajar kalo sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag untuk NU,” tambahnya.