JAKARTA, HOLOPIS.COM Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan bahwa pihaknya berencana mengepung kantor Balaikota DKI Jakarta. Aksi tersebut akan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB.

“Untuk wilayah Jakarta pasti akan dipusatkan di Balaikota, Kantor Gubernur DKI Jakarta,” kata Iqbal dalam konferensi persnya secara virtual, Senin (25/10).

Iqbal juga mengatakan, bahwa tuntutan utamanya adalah mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menaikkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2022 sebesar 10 persen.

“Aksi tersebut adalah mendesak naikkan upah minimum 7% sampai 10%, kenaikan UMK 2022,” jelasnya.

Alasan mengapa KSPI mendesak kenaikan UMK 2022 sebesar 10 persen, karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan dengan menggunakan data kebutuhan hidup layak 60 item pasar di setiap provinsi, ditemukan ada kenaikan harga barang konsumtif mencapai 7 sampai 10 persen.

Sehingga untuk memenuhi unsur kesejahteraan kaum buruh, maka pendapatan atau upah berdasarkan UMK juga perlu dinaikkan jumlahnya.

“Menggunakan 60 item ditemukanlah rata-rata kenaikan harga-harga barang tersebut sebesar 7 sampai 10%,” papar Iqbal.

Kemudian, ia juga mengklaim bahwa aksinya akan berlangsung dengan damai dan tertib. Untuk urusan protokol kesehatan, Said Iqbal juga menjamin para demonstran akan patuh terhadap protokol kesehatan tersebut.

“Langkah ini kami diskusikan dengan kawan-kawan yang di daerah, aparat kepolisian yang terkait dan juga tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.

Ia menyampaikan pula bahwa aksinya akan digelar secara serentak di seluruh Indonesia. Target aksinya adalah masing-masing kantor Gubernur maupun Bupati dan Walikota. Iqbal menyatakan aksinya tidak akan ada di DPR, Istana Negara Jakarta maupun patung kuda Indosat.

Iqbal juga menegaskan bahwa pihaknya ingin pemerintah pusat melihat keluh kesah kaum buruh Indonesia yang ingin mendapatkan kesejahteraannya.

“Kaum buruh termasuk KSPI mengapresiasi kerja Presiden Joko Widodo dalam penanganan pandemi Covid-19, tetapi dampak ekonominya masih belum bangkit karena di sektor riil masih sulit tumbuh, bisa dilihat dari pertumbuhan manufaktur,” terangnya.

Said Iqbal menegaskan bahwa pihaknya tidak menutup telinga dan mata dengan perusahaan-perusahaan yang masih mengalami kesulitan ekonomi karena dampak pandemi. Namun hal itu harus disampaikan secara terbuka dan akuntabel kepada para pekerja dan pemerintah setempat.

“Kemarin kita lihat bahwa batubara dan kelapa sawit masih menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, kalau di sektor manufaktur itu masih negatif dan itu menggambarkan sesungguhnya bahwa industri belum tumbuh. Oleh karena itu, saya bilang yang tidak mampu harus kita berunding antara pihak perusahaan tenaga buruh dengan dilampirkannya 2 tahun berturut-turut penurunan di perusahaan,” pungkasnya.