BALI, HOLOPIS.COM – Kementerian Sosial mengalokasikan dana sebesar Rp1.069.003.950 untuk pelaksanaan program bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi). Dimana dalam program tersebut juga termasuk di antaranya bantuan untuk para kaum marjinal yang ada di Bali.
Program yang dilaksanakan di provinsi Bali ini menyasar kepada kelompok atau kaum marjinal yang menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial.
Bantuan yang akan menjangkau 1.676 penerima manfaat itu diberikan langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada perwakilan penerima manfaat yang ada di pulau Dewata tersebut. Dimana Termasuk dalam bantuan Atensi terdapat 90 anak yatim, piatu dan yatim-piatu di Provinsi Bali, yang menerima bantuan.
“Anak yatim diberikan bantuan. Yaitu berupa tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu dengan nilai Rp200.000 bagi yang sudah sekolah dan Rp300.000 bagi yang belum sekolah,” kata Risma dalam kegiatan peresmian Sentra Kreasi Atensi (SKA) di Balai Mahatmya Tabanan Bali, Senin (18/10).
Kementerian Sosial sendiri menurut Risma, telah menyusun program perlindungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu mencakup sasaran sebanyak 4.043.622 anak. Yakni terdiri dari 20.000 anak yang ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh di LKSA dan 3.978.622 anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.
Perlindungan sosial bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 merupakan salah satu langkah strategis memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski dalam situasi sulit. Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas RI untuk menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun.
Dalam kesempatan tersebut, secara simbolik Mensos juga menyerahkan bantuan senilai total Rp1.053.924.950 yang terdiri dari dukungan aksesibilitas (tongkat penuntun adaptif, kursi roda, walker alat peraga edukatif, alat bantu dengar, dan bantuan buku literasi Braille), tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu, kebutuhan dasar dan nutrisi.
Bantuan juga diberikan dalam bentuk bantuan kewirausahaan, seperti usaha ukir, makanan, cuci motor, jahit, kelontong, usaha perlengkapan upacara adat, merajut, bertani, ternak, Lundry, usaha gula Aren, massage , kuliner, bengkel motor, cat motor, dan pembuatan meubelair. Bantuan secara total menjangkau sebanyak 1.679 penerima manfaat.
Bantuan ATENSI tersebut dikelola oleh Satker di lingkungan Kementerian Sosial RI, di antaranya Balai Besar Inten Soeweno Cibinong, Balai Besar Kartini Temanggung, Balai Naibonat Kupang ,Balai Galih Pakuan, Balai Wyata Guna, Balai Abiyoso, Balai Antasena Magelang, Balai Paramita Mataram, Balai Satria Baturraden, dan Balai Margo Laras Pati.
Bersamaan dengan penyerahan bantuan, diresmikan juga Sentra Kreasi ATENSI (SKA) di Balai Mahatmiya yang merupakan SKA ke- 10 yang resmi dibuka oleh Mensos. SKA Mahatmiya merupakan pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan. Sentra ini juga akan menjadi kawasan pemberdayaan untuk menciptakan embrio-embrio wirausaha mandiri.
Risma kemudian berharap di SKA ini anak-anak bisa berlatih dan menambah keterampilan untuk bekalnya mengembangkan usaha saat sudah dewasa kelak.
“Jadi kalian disini tidak hanya bisa membuat karya sekedar bisa, tetapi bagaimana karya itu bisa memiliki nilai tambah sehingga memiliki daya jual yang tinggi,” pesannya.
Di SKA Mahatmiya terdapat Sentra Kuliner dan Artne Coffee, Barista, Rumah Produksi, Massage, Sentra Hasil Kerajinan Tangan Penerima Manfaat, dan SPA. Selain itu juga terdapat workshop sebagai wahana pelatihan dan terapi bagi penerima manfaat, yaitu budidaya Jamur Tiram, Budidaya Ikan, Budidaya Lebah Klanceng, keterampilan las produksi, pertukangan kayu dan keterampilan kecantikan.
SKA merupakan bentuk upaya Kemensos membantu kelompok marjinal seperti pemulung, gelandang dan pengemis. Para penerima manfaat memperoleh berbagai layanan baik terapi psikologis, bimbingan sosial, pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
Di sini, mereka juga diberikan pendampingan dan penguatan untuk kegiatan kewirausahaan melalui usaha kafe, galeri, ternak lele, tanaman hidroponik, laundry, dan juga berjualan di toko kelontong.